Kredit Melati
Selain melakukan penertiban untuk meminimalisasi kegiatan prostitusi, Emil juga menyatakan pihaknya melakukan solusi ekonomi melalui peluncuran Kredit Melati dan pasar tematik emas. Emil menyatakan, saat ini Saritem sudah tidak bisa disebut sebagai lokalisasi lagi karena sejak dibubarkan beberapa waktu lalu, hanya ada satu dua orang yang menjalankan aktivitas maksiat itu. Suatu tempat bisa dikatakan lokalisasi prostitusi, menurut pria yang digadang-gadang akan menjadi penantang Ahok dalam Pilgub DKI Jakarta ini, bila jumlah pelakunya banyak dan terkoordinasi. Yang ada saat ini hanya orang-orang yang bandel.
Ia menyatakan akan melakukan berbagai cara untuk menekan prostitusi. Meski tidak bisa menjanjikan untuk menghilangkan prostitusi, Emil bertekad melakukan tugasnya sebagai wali kota untuk meminimalisasi kegiatan maksiat itu. Apalagi Islam yang merupakan agama yang paling banyak dianut bangsa Indonesia, tidak merekomendasikan lokalisasi.
Usaha lain selain penertiban, imbuh Emil, adalah menggulirkan program Kredit Melati yang ditujukan bagi warga Saritem. Emil menyatakan akan meminta laporan berapa banyak Kredit Melati yang diserap warga Saritem dari 7.000 kredit yang diluncurkannya.
Pasar Tematik Emas
Solusi lain yang diberikan Pemerintah Kota Bandung, kata Emil, adalah rencana pembangunan pasar tematik emas. Meski demikian, pembangunannya masih menunggu waktu karena perusahaan franchise spesialisasi emas ini baru melakukan ekspansi di wilayah Kabupaten Bandung. Emil berjanji akan menarik perusahaan itu ke Saritem setelah pembangunan franchise di Kabupaten Bandung selesai. Menurutnya, pembangunan pasar emas merupakan yang paling solutif ditawarkannya untuk kawasan Saritem, namun memang harus menunggu.
Salah satu kesulitan untuk mengubah "wajah" Saritem adalah masalah pembebasan tanah. Selain sebagian besar tanah di Saritem merupakan lahan hak milik pribadi, masyarakat di sana kebanyakan juga enggan menjual tanahnya kepada Pemkot Bandung. Kalaupun bersedia menjual tanahnya, maka harga yang ditawarkan sangat fantastis.
Hingga saat ini, Pemerintah Kota Bandung sudah membeli sebanyak 21 bangunan di Saritem. Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil akan memanfaatkan lahan itu untuk ruang terbuka hijau (RTH) dan rumah susun sederhana sewa (rusunawa). Meski demikian, sampai saat ini belum ada upaya nyata untuk menata lahan yang sudah dibebaskan Pemkot Bandung. Barangkali penataan baru akan bisa dimulai apabi¬la lahan warga sudah bisa dibebaskan.
Untuk urusan pembebasan lahan, langkah pemerintah kota memang masih tersendat. Meski demikian, langkah-langkah lain untuk menata masalah spiritual dan keterampilan warga Saritem sudah lebih maju. Kegiatan keagamaan dan pelatihan yang dilakukan Dinas Sosial Kota Bandung di kawasan tersebut sudah berjalan. Upaya untuk memakmurkan masjid di Saritem juga sudah menampakkan arah yang menggembirakan.
--------
Baca info-info seputarbandungraya.com lainnya di GOOGLE NEWS