Mereka yang masa kecilnya sekitar tahun '80 dan '90-an, tentu memiliki memori indah setiap menjelang magrib. Pada masa itu, anak-anak akan beramai-ramai menuju surau dan masjid ketika senja mulai menjelang, lengkap dengan sarung yang tersampir dan peci hitam bagi anak laki-laki, sedangkan anak perempuan berjilbab dan mengepit mukena dan kitab suci Alquran.
Setelah melaksanakan azan magrib, biasanya surau dan masjid ramai dengan suara anak-anak dan remaja yang melantunkan ayat suci Alquran, di bawah bimbingan ustaz dan guru ngaji masing-masing.
Program Magrib Mengaji
Nah, untuk mengembalikan suasana religius nan tenteram itu, Pemerintah Kota Bandung akan meluncurkan Program Magrib Mengaji. Peluncuran program ini diharapkan akan meningkatkan pemahaman agama dan mewujudkan masyarakat yang agamis. Sasaran utama dari kegiatan ini tentu saja anak-anak dan remaja. Dengan kebiasaan mengaji dan menekuni kitab suci Alquran, mereka diharapkan menjadi generasi qurani yang memiliki mental yang kuat.
Hal itu dikatakan Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat dan Masyarakat Setda Kota Bandung, Tatang Muhtar, Selasa (15/3/2016).
"Program ini diluncurkan untuk agar pembangunan di Kota Bandung seimbang. Bila selama ini pembangunan fisik terus digalakan, maka kini giliran mental dan keagamaan yang diperkokoh," kata Tatang.
Kesalehan Sosial
Tatang mengungkapkan, saat ini anak-anak lebih banyak menonton televisi atau peralatan elektronik lainnya daripada mengaji di masjid ketika datang waktu magrib. Hal itu tentu saja sangat memprihatinkan. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Bandung akan menggalakkan kembali waktu magrib adalah waktunya mengaji. Dengan begitu, akan tercipta kesalehan sosial karena masyarakat kembali memegang teguh dua pedoman penuntun kebenaran, yaitu Alquran dan sunnah Rasulullah SAW.
"Program ini berupa mengaji Quran setiap magrib, menghafal surat-surat pendek, dan kuliah tujuh menit (kultum). Tidak hanya membaca Quran, masyarakat pun nantinya bisa mempelajari makna yang terkandung dalam setiap ayat yang terkandung dalam kitab suci Alquran. Program ini, pada gilirannya juga akan memberantas buta huruf Alquran," papar Tatang.
Sebelumnya, Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil juga pernah mengungkapkan peluncuran program ini. Ia menyatakan telah berkonsultasi dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung untuk menyediakan guru-guru ngaji. Nantinya, ungkap Emil, waktu magrib semua anak akan mengaji, sehingga tidak ada lagi yang bermain.
Setelah melaksanakan azan magrib, biasanya surau dan masjid ramai dengan suara anak-anak dan remaja yang melantunkan ayat suci Alquran, di bawah bimbingan ustaz dan guru ngaji masing-masing.
Program Magrib Mengaji
Nah, untuk mengembalikan suasana religius nan tenteram itu, Pemerintah Kota Bandung akan meluncurkan Program Magrib Mengaji. Peluncuran program ini diharapkan akan meningkatkan pemahaman agama dan mewujudkan masyarakat yang agamis. Sasaran utama dari kegiatan ini tentu saja anak-anak dan remaja. Dengan kebiasaan mengaji dan menekuni kitab suci Alquran, mereka diharapkan menjadi generasi qurani yang memiliki mental yang kuat.
Hal itu dikatakan Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat dan Masyarakat Setda Kota Bandung, Tatang Muhtar, Selasa (15/3/2016).
"Program ini diluncurkan untuk agar pembangunan di Kota Bandung seimbang. Bila selama ini pembangunan fisik terus digalakan, maka kini giliran mental dan keagamaan yang diperkokoh," kata Tatang.
Kesalehan Sosial
Tatang mengungkapkan, saat ini anak-anak lebih banyak menonton televisi atau peralatan elektronik lainnya daripada mengaji di masjid ketika datang waktu magrib. Hal itu tentu saja sangat memprihatinkan. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Bandung akan menggalakkan kembali waktu magrib adalah waktunya mengaji. Dengan begitu, akan tercipta kesalehan sosial karena masyarakat kembali memegang teguh dua pedoman penuntun kebenaran, yaitu Alquran dan sunnah Rasulullah SAW.
"Program ini berupa mengaji Quran setiap magrib, menghafal surat-surat pendek, dan kuliah tujuh menit (kultum). Tidak hanya membaca Quran, masyarakat pun nantinya bisa mempelajari makna yang terkandung dalam setiap ayat yang terkandung dalam kitab suci Alquran. Program ini, pada gilirannya juga akan memberantas buta huruf Alquran," papar Tatang.
Sebelumnya, Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil juga pernah mengungkapkan peluncuran program ini. Ia menyatakan telah berkonsultasi dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung untuk menyediakan guru-guru ngaji. Nantinya, ungkap Emil, waktu magrib semua anak akan mengaji, sehingga tidak ada lagi yang bermain.
--------
Baca info-info seputarbandungraya.com lainnya di GOOGLE NEWS