Ada kabar baik bagi Kota Bandung. Pada akhir bulan ini, lima perusahaan dari Kanada akan datang ke Bandung untuk menjajaki kemungkinan menanamkan modalnya di Kota Kembang. Kedatangan kelima perusahaan itu merupakan oleh-oleh dari kunjungan Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil ke Vancouver, Kanada, untuk menghadiri undangan Forum Chief Executive Officer (CEO) Dunia, Globe, Selasa (1/3/2016) lalu.
Menurut Emil di Hotel Horison, Jl. Pelajar Pejuang '45, Kota Bandung, Selasa (8/3/2016), seusai membuka Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kota Bandung, tiga dari lima perusahaan yang akan datang ke Bandung akan melihat peluang bisnis dengan skema public private partnership (PPP) atau menjalin kemitraan antara pemerintah dan swasta.
Salah satu perusahaan yang datang itu, kata Emil, menginginkan kerja sama dalam pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa), yaitu Enerkem. Perusahaan ini mengembangkan biofuel terbarukan dan bahan kimia dari limbah.
Menurut Emil, teknologi yang akan ditawarkan Enerkem bukanlah insinerator. Bukan pula biodigester, tapi teknologinya mirip. Dan yang pasti, skalanya lebih besar daripada teknologi yang ditawarkan Jepang yang disebut Emil skalanya hanya setara kecamatan.
Alternatif pilihan untuk teknologi PLTSa bisa menambah pilihan bagi Emil untuk menentukan teknologi yang akan dipilih dalam mengatasi masalah sampah di Kota Bandung. Setelah peraturan presiden mengenai PLTSa selesai dirumuskan, Emil menyatakan akan langung melakukan eksekusi.
Investasi yang akan ditanamkan dalam penerapan teknologi ini, kata Emil, nilainya mencapai Rp 1,5 triliun. Menurut Emil, nantinya ia akan memilih teknologi yang paling keren untuk diterapkan di Kota Bandung.
Menurut Emil di Hotel Horison, Jl. Pelajar Pejuang '45, Kota Bandung, Selasa (8/3/2016), seusai membuka Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kota Bandung, tiga dari lima perusahaan yang akan datang ke Bandung akan melihat peluang bisnis dengan skema public private partnership (PPP) atau menjalin kemitraan antara pemerintah dan swasta.
Salah satu perusahaan yang datang itu, kata Emil, menginginkan kerja sama dalam pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa), yaitu Enerkem. Perusahaan ini mengembangkan biofuel terbarukan dan bahan kimia dari limbah.
Menurut Emil, teknologi yang akan ditawarkan Enerkem bukanlah insinerator. Bukan pula biodigester, tapi teknologinya mirip. Dan yang pasti, skalanya lebih besar daripada teknologi yang ditawarkan Jepang yang disebut Emil skalanya hanya setara kecamatan.
Alternatif pilihan untuk teknologi PLTSa bisa menambah pilihan bagi Emil untuk menentukan teknologi yang akan dipilih dalam mengatasi masalah sampah di Kota Bandung. Setelah peraturan presiden mengenai PLTSa selesai dirumuskan, Emil menyatakan akan langung melakukan eksekusi.
Investasi yang akan ditanamkan dalam penerapan teknologi ini, kata Emil, nilainya mencapai Rp 1,5 triliun. Menurut Emil, nantinya ia akan memilih teknologi yang paling keren untuk diterapkan di Kota Bandung.
--------
Baca info-info seputarbandungraya.com lainnya di GOOGLE NEWS