Sebuah bencana dinaikkan statusnya menjadi darurat bila dampaknya menghentikan hajat hidup orang banyak. Demikian dikatakan Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, saat dimintai tanggapan mengenai kemungkinan penetapan status darurat karena Kota Bandung pada musim hujan ini kerap dilanda banjir.
Menurut Emil seusai acara relokasi pedagang kaki lima (PKL) Jl. Purnawarman, Senin (14/3), Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Bina Marga dan Pengairan saat ini siaga untuk menangani banjir. Salah satunya dengan membangun reservoir untuk menampung air di kawasan Gedebage. Saat ini, pembangunan reservoir yang biayanya sekitar Rp 40 miliar hingga Rp 60 miliar itu masih dalam tahap lelang.
Pembangunan reservoir ini, imbuh Emil, memang membutuhkan waktu dan harus sesuai prosedur. Oleh karena itu, untuk penanganan sementara banjir di Gedebage, tiga pompa stand by di kecamatan untuk menyedot air bila sewaktu-waktu banjir melanda.
Wali Kota menyatakan, saluran air di Gedebage tak mampu menampung air yang melimpah pada musim hujan, sehingga saluran tersebut harus sedikit disodet ke arah Sungai Cinambo sehingga air bisa melaju cepat dan banjir cepat surut.
Kepala DBMP Kota Bandung, Iskandar Zulkarnaen mengungkapkan, banjir yang melanda wilayah timur akibat intensitas hujan yang tinggi. Arus besar dari arah Manglayang pun tak mampu ditampung sungai sehingga banjir pun melanda kawasan Panyileukan, Riung Bandung, Gedebage, Ujungberung, dan Arcamanik.
Seperti diungkapkan Wali Kota sebelumnya, pihak DBMP saat ini sedang dalam proses pembangunan reservoir untuk menampung air. Sementara sebagai solusi jangka pendek, DBMP saat ini sedang meninggikan jembatan di Panyileukan dengan biaya Rp 500 juta, menormalisasi Sungai Cisalatri dengan anggaran Rp 200 juta, dan memperbaiki saluran air di Riung Bandung dengan sistem lelang yang diperkirakan akan menelan dana sekitar Rp 2,3 miliar.
Menurut Emil seusai acara relokasi pedagang kaki lima (PKL) Jl. Purnawarman, Senin (14/3), Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Bina Marga dan Pengairan saat ini siaga untuk menangani banjir. Salah satunya dengan membangun reservoir untuk menampung air di kawasan Gedebage. Saat ini, pembangunan reservoir yang biayanya sekitar Rp 40 miliar hingga Rp 60 miliar itu masih dalam tahap lelang.
Pembangunan reservoir ini, imbuh Emil, memang membutuhkan waktu dan harus sesuai prosedur. Oleh karena itu, untuk penanganan sementara banjir di Gedebage, tiga pompa stand by di kecamatan untuk menyedot air bila sewaktu-waktu banjir melanda.
Wali Kota menyatakan, saluran air di Gedebage tak mampu menampung air yang melimpah pada musim hujan, sehingga saluran tersebut harus sedikit disodet ke arah Sungai Cinambo sehingga air bisa melaju cepat dan banjir cepat surut.
Kepala DBMP Kota Bandung, Iskandar Zulkarnaen mengungkapkan, banjir yang melanda wilayah timur akibat intensitas hujan yang tinggi. Arus besar dari arah Manglayang pun tak mampu ditampung sungai sehingga banjir pun melanda kawasan Panyileukan, Riung Bandung, Gedebage, Ujungberung, dan Arcamanik.
Seperti diungkapkan Wali Kota sebelumnya, pihak DBMP saat ini sedang dalam proses pembangunan reservoir untuk menampung air. Sementara sebagai solusi jangka pendek, DBMP saat ini sedang meninggikan jembatan di Panyileukan dengan biaya Rp 500 juta, menormalisasi Sungai Cisalatri dengan anggaran Rp 200 juta, dan memperbaiki saluran air di Riung Bandung dengan sistem lelang yang diperkirakan akan menelan dana sekitar Rp 2,3 miliar.
--------
Baca info-info seputarbandungraya.com lainnya di GOOGLE NEWS