Rencana pembangunan gedung kesenian berkelas internasional di Jawa Barat di Jl. Cikutra, Bandung, dievaluasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Hal ini berkaitan dengan meninggalnya arsitek yang ditunjuk untuk mendesain gedung ini, Zaha Hadid, Kamis (31/3/2016), dalam usia 65 tahun akibat serangan jantung.
Selain itu, Pemerintah Provisi Jawa Barat pun berharap biaya pembangunan gedung kesenian itu nantinya lebih efisien, namun tetap memiliki kualitas internasional.
Oleh karena itu, saat ini Pemprov Jabar juga serius memikirkan untuk mengganti arsitek yang menangani gedung kesenian itu dengan arsitek dari dalam negeri, sehingga biayanya lebih murah. "Kita mungkin akan mengganti arsiteknya, kita akan gunakan arsitek lokal," kata Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, Selasa (5/4/2016).
Seperti diketahui, Zaha Hadid yang pernah menangani proyek-proyek besar di dunia memang menarik tarif yang sangat mahal untuk jasanya. Pemerintah diminta menyiapkan biaya Rp 20 miliar hanya untuk membayar desain hasil kerja arsitek Inggris asal Irak ini.
Ahmad Heryawan mengatakan, bila proyek gedung kesenian ini tetap menggunakan jasa tim arsitek anak buah Zaha Hadid, Pemprov Jawa Barat khawatir menjadi beban bagi pihak ketiga, yang ujung-ujungnya menghambat pembangunan. "Kalau mengejar paket Zaha Hadid, saya khawatir membebani pihak ketiga. Karena itu, pemprov akan memakai arsitek lokal yang dibayar dengan APBD," ujar Aher.
Heryawan menyatakan, Indonesia punya arsitek-arsitek bagus dari Institut Teknologi Bandung (ITB) atau Universitas Gadjah Mada (UGM). "Kini saatnya kita menghargai anak bangsa sendiri," kata suami Netty Prasetiyani ini.
Selain itu, Pemerintah Provisi Jawa Barat pun berharap biaya pembangunan gedung kesenian itu nantinya lebih efisien, namun tetap memiliki kualitas internasional.
Oleh karena itu, saat ini Pemprov Jabar juga serius memikirkan untuk mengganti arsitek yang menangani gedung kesenian itu dengan arsitek dari dalam negeri, sehingga biayanya lebih murah. "Kita mungkin akan mengganti arsiteknya, kita akan gunakan arsitek lokal," kata Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, Selasa (5/4/2016).
Seperti diketahui, Zaha Hadid yang pernah menangani proyek-proyek besar di dunia memang menarik tarif yang sangat mahal untuk jasanya. Pemerintah diminta menyiapkan biaya Rp 20 miliar hanya untuk membayar desain hasil kerja arsitek Inggris asal Irak ini.
Ahmad Heryawan mengatakan, bila proyek gedung kesenian ini tetap menggunakan jasa tim arsitek anak buah Zaha Hadid, Pemprov Jawa Barat khawatir menjadi beban bagi pihak ketiga, yang ujung-ujungnya menghambat pembangunan. "Kalau mengejar paket Zaha Hadid, saya khawatir membebani pihak ketiga. Karena itu, pemprov akan memakai arsitek lokal yang dibayar dengan APBD," ujar Aher.
Heryawan menyatakan, Indonesia punya arsitek-arsitek bagus dari Institut Teknologi Bandung (ITB) atau Universitas Gadjah Mada (UGM). "Kini saatnya kita menghargai anak bangsa sendiri," kata suami Netty Prasetiyani ini.
--------
Baca info-info seputarbandungraya.com lainnya di GOOGLE NEWS