Sistem ijon maupun aksi para spekulan yang membeli hasil pertanian menjadi permasalahan klasik yang dihadapi para petani di daerah. Namun, kadang petani memang tak ada pilihan lain selain menempuh jalan pembiayaan yang ujung-ujungnya menghimpit petani. Untuk itulah, Bank BJB berupaya untuk ikut mensejahterakan dan mengantisipasi petani dari para ijon. Ini dilakukan dengan upaya sistem jemput bola penyaluran kredit modal kepada para petani.
Jemput Bola
Dalam siaran persnya, Ahmad Heryawan mengemukakan, Pemprov telah bersepakat dengan Bank BJB untuk menopang sektor permodalan kaum petani di daerah. Sebagai pemegang saham mayoritas Bank BJB, Pemprov Jawa Barat menyatakan Bank BJB siap jemput bola menyalurkan kredit bagi petani.
"Produk lokal petani Jabar menunjukkan perkembangan yang signifikan. Namun, dari sisi permodalan, upaya petani menggenjot komoditas masih terbentur pada sulitnya pendanaan dari perbankan," demikian ungkap Aher dalam siaran persnya, Rabu (8/06/2016). Aher pun mengungkapkan akan kesiapan pendanaan yang dimilik Bank BJB yang siap jemput bola kepada para petani yang membutuhkan modal.
Potensi Kopi Garutan
Untuk petani yang kini potensial, di antaranya petani kopi dan teh. Menurut Aher, pasar kopi dan teh asal Jabar terbuka di luar negeri, salah satunya Mesir. Ia mengambil contoh potensi kopi asal Kabupaten Garut, walaupun kualitas kopi ini tinggi namun belum digarap optimal dan butuh dorongan dari pemerintah serta perbankan. Kopi Garutan pun punya potensi besar untuk bermain di perdagangan pertanian internasional.
Melihat pada kondisi di lapangan, produksi Kopi Garutan termasuk cukup baik untuk pengembangan potensi pertanian Jawa Barat. Dari 26 ribu hektare lahan kopi, kini telah mencapai 32 ribu hektare dengan produksi mencapai 17.100 ton per tahun. Sementara Pemprov Jabar sendiri mendorong sejak 2014 dengan terus memberikan program pemberian bibit kopi.
Jemput Bola
Dalam siaran persnya, Ahmad Heryawan mengemukakan, Pemprov telah bersepakat dengan Bank BJB untuk menopang sektor permodalan kaum petani di daerah. Sebagai pemegang saham mayoritas Bank BJB, Pemprov Jawa Barat menyatakan Bank BJB siap jemput bola menyalurkan kredit bagi petani.
"Produk lokal petani Jabar menunjukkan perkembangan yang signifikan. Namun, dari sisi permodalan, upaya petani menggenjot komoditas masih terbentur pada sulitnya pendanaan dari perbankan," demikian ungkap Aher dalam siaran persnya, Rabu (8/06/2016). Aher pun mengungkapkan akan kesiapan pendanaan yang dimilik Bank BJB yang siap jemput bola kepada para petani yang membutuhkan modal.
Potensi Kopi Garutan
Untuk petani yang kini potensial, di antaranya petani kopi dan teh. Menurut Aher, pasar kopi dan teh asal Jabar terbuka di luar negeri, salah satunya Mesir. Ia mengambil contoh potensi kopi asal Kabupaten Garut, walaupun kualitas kopi ini tinggi namun belum digarap optimal dan butuh dorongan dari pemerintah serta perbankan. Kopi Garutan pun punya potensi besar untuk bermain di perdagangan pertanian internasional.
Melihat pada kondisi di lapangan, produksi Kopi Garutan termasuk cukup baik untuk pengembangan potensi pertanian Jawa Barat. Dari 26 ribu hektare lahan kopi, kini telah mencapai 32 ribu hektare dengan produksi mencapai 17.100 ton per tahun. Sementara Pemprov Jabar sendiri mendorong sejak 2014 dengan terus memberikan program pemberian bibit kopi.
--------
Baca info-info seputarbandungraya.com lainnya di GOOGLE NEWS