Berita gembira datang dari negeri Ratu Elizabeth. Indonesia patut berbangga dimana mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia dari Bandung, menjuarai Shell Eco Marathon Drivers World Championship di Inggris. Adalah mobil bertenaga listrik Turangga Chetta EV3 karya Tim Bumi Siliwangi tersebut sukses mengalahkan tim dari Eropa, Asia, dan Amerika.
"Mobil-mobil tim Indonesia sangat efisien dan semangat tim Indonesia sangat baik," puji Ketua Penyelenggara SEM DWC Danny Van Otterdyk dan Direktur Teknis SEM Asia Colin Chin sebagaimana dilansir www.shell.com.
Tim Bumi Siliwangi Team 4 dengan mobil UrbanConcept berenergi baterai elektrik Turangga Cheta EV3 berhasil mengalahkan tim dari Perancis dan Amerika Serikat. Dalam balapan di London, mobil listrik Tim Bumi Siliwangi meraih kecepatan sekitar 80 kilometer per KWH.Posisi kedua diraih Tim ISEN Toulon, Prancis. Sementara posisi ketiga ditempati Tim Mater Dai Supermileage High School dari Amerika Serikat dengan membawa mobil UrbanConcept berbahan bakar bensin.
Kunjungan ke Markas F1
Dengan unggulnya Tim Bumi Siliwangi, mahasiswa dari kampus di daerah Ledeng tersebut berhak atas hadiah kunjungan ke markas tim Formula 1 Ferrari di Maranello, Italia, 4-8 Desember 2016. Mobil Turangga Chetta EV3 berhasil menerobos garis finish lintasan Queen Elizabeth Olympic Park, di Strattford, Inggris, Minggu (3/7/2016) sore waktu setempat. Mobil tim Bumi Siliwangi menjadi yang pertama tiba di garis akhir.
Tim Bumi Siliwangi bekerja keras menyiapkan mobil untuk mengikuti perhelatan SEM Drivers World Championship (DWC). Pada SEM Asia, Tim Bumi Siliwangi menduduki peringkat kedua dalam ajang mobil hemat energi se-Asia. Untuk ajang kali ini, mereka memiliki waktu kurang dari empat bulan untuk menyiapkan mobil. Dan mereka berlatih terus di Bandung, baik di jalan datar maupun tanjakan. Trek di Lembang pun mereka jadikan arena layihan sebelum bertanding di Inggris.
Untuk memenuhi persyaratan SEM DWC, Tim dari UPI itu harus mengubah sejumlah spesifikasi mobil, antara lain rem. Sebelumnya, tim menggunakan rem sepeda. Rem kemudian diganti dengan rem sepeda motor untuk memberi daya cengkeram lebih kuat. Memang, panitia sendiri mensyaratkan rem sepeda motor lantaran SEM DWC tidak lagi ajang perlombaan mobil paling irit dengan jarak tempuh terjauh, tetapi mobil paling irit yang mampu paling cepat sampai di finish. Panitia pun mensyaratkan mobil harus berhenti dalam jarak 20 meter sejak pertama kali direm pada kecepatan 50 kilometer per jam.
Terbilang "Anak Bawang"
Kemunculan nama Tim Bumi Siliwangi dimulai pada SEM Asia 2012 lalu. Waktu itu, Tim Bumi Siliwangi secara mengejutkan berhasil meraih peringkat dalam ajang itu. Maklum saja, untuk urusan lomba seperti ini Tim Bumi Siliwangi masih terbilang "anak bawang", dibandingkan dengan tim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Tim dari Universitas Indonesia (UI).
"Mobil-mobil tim Indonesia sangat efisien dan semangat tim Indonesia sangat baik," puji Ketua Penyelenggara SEM DWC Danny Van Otterdyk dan Direktur Teknis SEM Asia Colin Chin sebagaimana dilansir www.shell.com.
Tim Bumi Siliwangi Team 4 dengan mobil UrbanConcept berenergi baterai elektrik Turangga Cheta EV3 berhasil mengalahkan tim dari Perancis dan Amerika Serikat. Dalam balapan di London, mobil listrik Tim Bumi Siliwangi meraih kecepatan sekitar 80 kilometer per KWH.Posisi kedua diraih Tim ISEN Toulon, Prancis. Sementara posisi ketiga ditempati Tim Mater Dai Supermileage High School dari Amerika Serikat dengan membawa mobil UrbanConcept berbahan bakar bensin.
Kunjungan ke Markas F1
Dengan unggulnya Tim Bumi Siliwangi, mahasiswa dari kampus di daerah Ledeng tersebut berhak atas hadiah kunjungan ke markas tim Formula 1 Ferrari di Maranello, Italia, 4-8 Desember 2016. Mobil Turangga Chetta EV3 berhasil menerobos garis finish lintasan Queen Elizabeth Olympic Park, di Strattford, Inggris, Minggu (3/7/2016) sore waktu setempat. Mobil tim Bumi Siliwangi menjadi yang pertama tiba di garis akhir.
Tim Bumi Siliwangi bekerja keras menyiapkan mobil untuk mengikuti perhelatan SEM Drivers World Championship (DWC). Pada SEM Asia, Tim Bumi Siliwangi menduduki peringkat kedua dalam ajang mobil hemat energi se-Asia. Untuk ajang kali ini, mereka memiliki waktu kurang dari empat bulan untuk menyiapkan mobil. Dan mereka berlatih terus di Bandung, baik di jalan datar maupun tanjakan. Trek di Lembang pun mereka jadikan arena layihan sebelum bertanding di Inggris.
Untuk memenuhi persyaratan SEM DWC, Tim dari UPI itu harus mengubah sejumlah spesifikasi mobil, antara lain rem. Sebelumnya, tim menggunakan rem sepeda. Rem kemudian diganti dengan rem sepeda motor untuk memberi daya cengkeram lebih kuat. Memang, panitia sendiri mensyaratkan rem sepeda motor lantaran SEM DWC tidak lagi ajang perlombaan mobil paling irit dengan jarak tempuh terjauh, tetapi mobil paling irit yang mampu paling cepat sampai di finish. Panitia pun mensyaratkan mobil harus berhenti dalam jarak 20 meter sejak pertama kali direm pada kecepatan 50 kilometer per jam.
Terbilang "Anak Bawang"
Kemunculan nama Tim Bumi Siliwangi dimulai pada SEM Asia 2012 lalu. Waktu itu, Tim Bumi Siliwangi secara mengejutkan berhasil meraih peringkat dalam ajang itu. Maklum saja, untuk urusan lomba seperti ini Tim Bumi Siliwangi masih terbilang "anak bawang", dibandingkan dengan tim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Tim dari Universitas Indonesia (UI).
--------
Baca info-info seputarbandungraya.com lainnya di GOOGLE NEWS