Selesai Liga 1 2017 selesai bergulir, Bobotoh pun menanti-nanti siapakah sosok pelatih yang akan menukangi Persib pada musim selanjunya. Inilah yang beberapa minggu kemarin jadi bahasan Bobotoh di media sosial. Maklum saja, ramuan Persib pada musim kemarin dianggap Bobotoh sebagai masa kelam Persib. Salah satunya, tidak sinerginya manajemen dan pelatih dalam urusan rekrutmen pemain.
Ditambah lagi, walau pembelian pemain jorjoran dengan level dunia, namun tidak ada kontribusi nyata dalam mendongkrak performa Maung Bandung berada di kasta elite alias di klasemen puncak. Hanya rentetan kekalahan dan kekalahan yang akhirnya membuat Atep dan kawan-kawasn berada di posisi bawah yang bukan tradisi Persib. Bobotoh pun menuntut agar Persib musim depan bisa bangkit dengan jaminan pelatih diberi kebebasan memilih dan memilah pemain yang akan direkrut.
Akhir November 2017, nama pelatih baru pun akhirnya muncu. Ialah pelatih asal Argentina, Roberto Carlos Mario Gomez yang akan melatih skuat Maung Bandung. Dilansir dari Roberto adaalah pelatih kelahiran Mal der Plata, Argentina 27 Februari 1957.
Berikut ini beberapa informasi seputar Roberto Carlos Mario Gomez, pelatih baru Persib yang dirangkum dari berbagai sumber:
1. Karier Gomez sebagai pemain sepak bola
Roberto Carlos Mario Gemez lahir pada 27 Februari 1957 di Mar del Plata, Argentina. Gomez merupakan seorang manajer dan pelatih sepakbola berpengalaman juga mantan pesepakbola Argentina.
Gomez merintis karier sebagai pemain sepal bola pada tahun 1979 dengan bermain untuk Club Atletico Kimberley de Mar del Plata. Pada tahun 1980, ia masuk di klub Ferro Carril Oeste dibawah manajer Carlos Timoteo Griguol. Gomez bermain pada era 1980an dan menjadi bagian kemenangan klubnya dalam dua kejuaraan nasional pada tahun 1982 dan 1984. Saat itu, Gomez turun dalam 135 pertandingan antara tahun 1980 dan 1987.
2. Awal karier kepelatihan
Setelah pensiun sebagai pemain, Gomez menjadi asisten Griguol, bekerja sama dengannya di Ferro dan Gimnasia de La Plata. Gomez kemudian menjadi asisten Hector Cuper di Club Atletico Lanus. Waktu itu, saat Cuper bergabung dengan Mallorca di Spanyol, Gomez mengambil alih posisi sebagai manajer.
Pada tahun 1999, Gomez mengambil alih posisi sebagai manajer Mallorca. Namun, dia tidak diizinkan untuk melanjutkan pekerjaan karena ada peraturan harus memenuhi syarat dua tahun penuh berpengalaman sebagai manajer. Waktu itu, Gomez hanya menukangi 5 pertandingan dengan 2 kali seri serta 3 kekalahan.
3. Manajer Gimnasia de La Plata (Argentina)
Pada tahun 2004 Gomez kembali ke Argentina untuk mengambil alih posisi sebagai manajer Gimnasia de La Plata di mana dia terkenal mengatakan "futbol argentino lo gobiernan los hinchas" (sepak bola di Argentina diperintah oleh para penggemar). Ini sangat cocok dengan atmosfer Persib dan Bobotoh.
4. Bergabung dengan Gimnasia y Esgrima de Jujuy
Pada bulan Desember 2004, Gomez merapat ke klub Gimnasia y Esgrima de Jujuy di kejuaraan divisi 2 di Clausura 2005. Klub tersebut akhirnya naik takhta dengan promosi ke Primera Division. Musim berikutnya, dia membantu Gimnasia mempertahankan posisinya di Primera dengan finis di urutan ke-4 di Clausura 2006.
5. Bergabung dengan Quilmes
Pada tahun 2006 Gomez bergabung dengan Quilmes tapi tidak bisa mengubah nasib klub. Timnya gagal memenangkan enam dari enam laga. Gomez akhirnya kembali ke Gimnasia.
6. Manajer tim Yunani Asteras Tripolis
Pada Juni 2009 Gomez menjadi manajer tim Yunani yakni Asteras Tripolis. Sebuah tim baru dengan ambisi tinggi dan dihuni banyak pemain Argentina. Pada tanggal 9 Maret 2010, tempat terakhir Club Atletico Tucumán memecat Osvaldo Sosa dan menggantikannya dengan mantan pelatih Asteras Tripolis.
7. Bergabung dengan Ferro Carril Oeste
Pada bulan Juli 2011 Gomez bergabung kembali dengan klub lamanya Ferro Carril Oeste sebagai manajer.
8. Menukangi Gimnasia de Jujuy
Pada bulan Maret 2012, ia menjadi penerus Jose Luis Calderon, di Gimnasia de Jujuy.
9. Pelatih Ekuador Deportivo Cuenca
Pada awal 2014 dikukuhkan sebagai pelatih baru Ekuador Deportivo Cuenca. Ia diberi tugas untuk memenangkan Piala Dunia Imlek Hong Kong 2014.
10. Berlabuh di China
Pada tanggal 15 Desember 2014, ia dipercaya menjadi manajer South China menggantikan Yeung Ching Kwong.
11. Sukses menukangi JDT
Gomez berhasil membawa klub asal Malaysia, Johor Darul Ta'zim (JDT) menjuarai Liga Super Malaysia sebanyak dua kali, pada tahun 2015 dan 2016. Ia sukses mengantarkan JDT merengkuh gelar AFC Cup tahun 2015. Hal tersebut sekaligus menjadikan JDT sebagai klub dari Benua Asia Tenggara pertama yang menjuarai pada ajang AFC Cup.
Atas raihannya tersebut Gomez langsung mendapatkan penghargaan dari federasi tertinggi sepakbola Malaysia (FAM) sebagai pelatih terbaik Liga Malaysia tahun 2015 lalu. Dia juga berhasil memenangkan Charity Shield Malaysia pada 2016.
12. Karier di Mallorca
Ia pernah menjadi asisten pelatih Hector Raul Cuper semasa di Real Mallorca, Valencia dan Inter Milan. Saat bekerjasama dengan Cuper di Mallorca tahun 1999, Gomez berhasil membawa klub asal Spanyol ini finis di urutan ketiga La Liga dan runner-up Piala Winners.
13. Karier di Valencia
Saat Gomez berlabuh di Valencia bersama Cuper dan sukses membawa tim berlogo kelelawar itu menembus final Liga Champions Eropa (UCL) dua kali beruturut-turut tahun 2000 dan 2001. Namun sayang, dari keduanya Valencia hanya berada di posisi runner-up. Di Valencia ia turut menangani beberapa mantan pemain top dunia seperti, Gaizka Mendieta, Santiago Canizares, Pablo Aimar, Killy Gonzalez, hingga Claudio Lopez.
14. Dibawa agen mumpuni
Gabriel Budi Liminto atau yang akrab dipanggil Budi merupakan agen yang membawahi Indobola Mandiri dan membawa Gomez merapat ke Persib. Budi dikenal sebagai super agen yang menakhodai pemain-pemain top di Liga Indonesia, di antaranya Sylvano Comvalius dan Ilija Spasojevic.
--------
Baca info-info seputarbandungraya.com lainnya di GOOGLE NEWS