“Jika ingin menghancurkan sebuah bangsa dan peradaban, hancurkan buku-bukunya; maka pastilah bangsa itu akan musnah,” itulah ungkapan Milan Kundera, novelis Republik Ceko. Kalimat tersebut menyiratkan bisa juga dimaknai bahwa kehancuran bangsa dan peradaban dengan menjauhnya masyarakat terhadap dunia baca.
Hiruk pikuk dunia maya terutama media sosial sebagai ruang komunikasi dan mencari informasi menjadi tantangan tersendiri bagi perkembangan budaya literasi di masyarakat. Dengan begitu terbukanya media informasi di dunia maya tak jarang menjadikan masyarakat, terutama kaum muda, untuk mencari sumber informasi secara cepat serta tak terbatas ruang dan waktu.
Inilah realita yang di sisi lain mengubah perilaku masyarakat dalam membentuk budaya membaca. Hanya dengan mengetik kata pencarian di search engine, jutaan informasi akan tersaji. Namun dalam menyerap informasi tersebut dibutuhkan filter untuk memilah dan memilihnya. Apalagi sekarang serangan Hoax atau berita palsu bercampur aduk hingga menjadi bias dan menggiring pemikiran pembaca "dicuci otak" a la media siber.
Di sisi lain budaya literasi membaca buku dan referensi lainnya tak bisa ditinggalkan begitu saja. Akan tetapi, saat sebagian masyarakat memandang perpustakaan identik dengan tempat yang tidak asyik, membosankan, koleksinya tidak up to date, pelayanannya masih manual, dan lainnya menjadi alasan tersendiri masyarakat untuk malas datang ke perpustakaan. Inilah tugas yang harus dihadapi perpustakaan dalam menghadapi gempuran di era media digital.
Membangun citra baik perpustakaan
Menyikapi kondisi tersebut, pada Maret 2017, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Dispusipda) Provinsi Jawa Barat menggelar pemilihan Duta Perpustakaan Jabar. Dengan mengusung tema "Duta Perpustakaan Membangun Citra Baik Perpustakaan" pada Kamis, 30 Maret 2017 digelar pemilihan duta perpustakaan. Kegiatan berlangsung di Gedung Graha Pitaloka kantor Dispusipda Provinsi Jawa Barat,
Dengan tujuan agar perpustakaan memberikan manfaat bagi masyarakat, Ketua Pelaksana Hj. Oom Nurohmah, M. Pd. mengutarakan bahwa ada beberapa hambatan dalam perkembangan perpustakaan.
"Walaupun Dispusipda Jabar sudah sesuai dengan standar Nasional, namun kami masih kesulitan untuk membagi informasi kepada masyarakat. Hal ini karena maraknya teknologi IPTEK di masyarakat yang memberikan kecenderungan kepada masyarakat untuk meninggalkan buku sebagai sumber informasi," kata Hj. Oom Nurohmah, M.Pd.
Sebanyak 60 peserta terdaftar dalam ajang ini. Dari ke-60 peserta tersebut kemudian dilakukan tahap penyeleksian tes kognitif. Selanjutnta, dari hasil penilaian terpilih sepuluh peserta terbaik. Kegiatan selanjutnya adalah wawancara terbuka dengan dewan juri Dra. Wina Erwin, M.A., Billy Mohamad Sobirin, SS., dan Suherman, M.Si.
Lima peserta terpilih
Dari sisa sepuluh peserta, kemudian terpilih lima peserta yang dinobatkan sebagai Duta Perpustakaan Provinsi Jawa Barat. Berikut nama-namanya:
Juara 1: Yuliana
Juara 2: Kinang Darmaga Harahap
Juara 3: Tina Saridewi
Harapan 1: Raden Fasya Nurlidia
Harapan 2: Muhammad Rizky Januar
Para peserta yang terpilih menjadi pemenang, bertugas untuk menyosialisasikan sekaligus menjadi duta Perpustakaan Daerah Jabar. Dengan terpilihnya para pemenang, mereka mengemban tugas untuk mempromosikan Dispusipda Provinsi Jawa Barat untuk lebih menarik kunjungan para pecinta literasi. (Rida D. Fitriyani)
--------
Baca info-info seputarbandungraya.com lainnya di GOOGLE NEWS