Nuki Hestia merupakan pendidik kursus tata rias pengantin yang mengawali sepak terjangnya di tahun 2005, dengan mengantongi bermacam ijazah TP3, salah satunya pendidik dan penguji praktik berbagai gaya tata rias se-Indonesia. Kemampuannya mengajar banyak menelurkan ahli-ahli rias kepada orang yang ingin tahu tentang tata rias, khusunya rias pengantin. Selain sebagai pendidik, Nuki aktif sebagai narasumber dan sebagai penguji di berbagai uji kompetensi tata rias dan ajang-ajang kecantikan.
Membentuk alis, materi pelatihan paling sulit
Materi pembelajaran tata rias pengantin secara keseluruhan yang meliputi meronce bunga, pemasangan busana, pemasangan asesoris, tatanan rambut/sanggul pengantin, upacara adat pengantin, sampai merias wajah umumnya mudah diserap dan dipahami. Tetapi merias wajah, menurut Nuki, dianggap hal paling sulit terutama membentuk alis. Materi ini membutuhkan latihan yang berkesinambungan.
"Bentuk wajah manusia yang berbeda-beda menuntut perias untuk peka terhadap bentuk alis yang sesuai dengan wajah tersebut," kata nuki. Menurut Nuki, banyak inovasi modern tapi melupakan tradisi leluhur suatu tren kadang diikuti tanpa melihat kaidah budaya dan aturan baku/pakeman tata rias pengantin sebelumnya. Misalnya, tren alis Shincan sekarang banyak diikuti dan ditetapkan pada pengantin khususnya pengantin Sunda. Kemudian, cara ekstrem yang diambil biasanya mengerik habis alis, memotong alis dengan alasan memudahkan pembentukan alis tersebut.
Seolah menjadi ketentuan bahwa membentuk alis yang indah harus dikerik atau dicukur. Mengerik atau mencukur alis ada kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan mengerik alis yakni di antaranya membentuk alis sangat leluasa. Kekurangannya, saat riasan dihapus akan menimbulkan rasa tidak percaya diri karena bentuk alis yang berubah menjadi terpotong karena dikerik.
Membentuk alis ideal sesuai bentuk wajah
Sedangkan alis yang tidak dikerik/dicukur, di sinilah perias harus pandai menyiasati membuat bentuk alis yang ideal sesuai dengan bentuk wajah. Ciri khas bentuk tata rias Sunda siger adalah melengkung indah atau dalam bahasa sunda "ngajeler paeh". Leluhur mewariskan ciri bentuk alis tersebut tentu penuh dengan simbol atau siloka.
Namun pada kenyataannya, tidak semua calon pengantin memiliki bentuk alis yang ideal dan sempurna. Bagi calon pengantin yang mempunyai alis tipis akan sangat mudah membentuknya. Namun sebaliknya bagi calon pngantin yang mempunyai alis tebal dan tidak beraturan tentu membutuhkan kemampuan dan keterampilan khusus dan inovatif.
Untuk itulah, Nuki menerapkan teknik cepat dalam pemberian materi membentuk alis yaitu dengan cara "Alur" yakni pola, lem, lukis, bedak tabur. Alur disepakati antara instruktur dan peserta didik untuk memudahkan mengingat materi dalam membentuk alis di LKP Puspita Jln. Sekepondok No. 115 Bandung.
Latar belakang peserta didik yg rata-rata adalah anak jalanan , anak-anak remaja putus sekolah dan ibu-ibu muda dengan latar belakang pendidikan SMP memberikan tantangan tersendiri bagi Nuki. Kondisi objektif menunjukkan bahwa rendahnya motivasi dan kurangnya inisiatif , kreatif peserta didik menjadi faktor dominan yg melemahkan mutu pembelajaran.
--------
Baca info-info seputarbandungraya.com lainnya di GOOGLE NEWS