Dalam mendukung program "Bandung Seribu Kampung", Pemkab Bandung kini tengah mengembangkan Kampung Saladah di Desa Cibiru Wetan, Kec. Cileunyi. Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TPPKK) Hj. Kurnia Dadang M Naser memaparkan, kampung tematik dengan menggunakan program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) tersebut berawal dari keinginan besar kepala desa untuk memberdayakan masyarakatnya.
“Digagas Kepala Desa dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) inovasi dan kreativitas menciptakan tematik Desa Cibiru Wetan sebagai Kampung Saladah telah berhasil wujudkan Bandung Seribu Kampung,” ungkap Nia yang juga selaku Bunda KRPL itu.
Dimulai April 2015
Nia mengungkapkan, kegiatan KRPL Cibiru Wetan dimulai sejak tiga tahun lalu, berawal dari 2 Kelompok Wanita Tani (KWT), yang pada tahun 2015 bertambah jadi 7 KWT, dan sekarang sudah berkembang jadi 13 KWT yang tersebar di 13 RW.
Berdasarkan informasi dari Dinas Pangan dan Perikanan, tambah Nia, kegiatan penanaman selada secara masif diawali akhir April 2015. Kegiatan tersebut diinisiasi bersama dari wakil LPMD yaitu Hadian dan Roni Hartanto sebagai wujud kepedulian pada desa. Disamping dukungan Kepala Desa dan TK-PKK, Desa Cibiru Wetan juga turut berkontribusi.
“Dengan latar belakang untuk membangun kesinambungan ketahanan pangan berbasis pemberdayaan, KRPL bukan Sekedar bertanam tetapi bisa menjadi lumbung ekonomi desa,” tandasnya.
Lebih lanjut Nia menguraikan, 13 titik KWT Kampung Saladah, melibatkan sedikitnya 250 orang kaum perempuan,remaja dan bapak-bapak. Titiknya Di KWT Indah Lestari RW 04, Tunas Harapan RW 10, Kudangdaunan RW 09, Rancage RW 07, Mekar Abadi RW 05, Tunas Harapan 2 RW 04, Puspa Wangi RW 12, Al-Amin RW 12, Nusa Indah 1 dan 2 RW 14.
“Selain itu, ada juga KWT Taruna Tani Amarta RW 11 dan Taruna Tani Ikatan Remaja Masjid RW 09, Melati Mekar RE 06 dan KWT Mekar Asri RW 08 Keseluruhannya menanam 10.000 polybag oleh 11 Kelompok Wanita Tani, 2 Kelompok Taruna Tani yang beranggotakan Karang Taruna dan Remaja Masjid,” tambahnya pula.
Mendukung ketahanan gizi keluarga
Nia menuturkan, Kampung Saladah di Cibiru Wetan ini harus bisa memberi manfaat untuk mendukung ketahanan gizi keluarga. Panen perdana selada telah dilakukan pada 18 Mei 2017 lalu khusus di KWT Rancage. Panen perdana tesebut menghasillkan 2 juta rupiah lebih dari hasil panen 2.800 polybag.
“Hasil panen kampung selada sudah memiliki peminat tetap. Artinya, untuk distribusi sudah terjalin baik dengan pemasaran. Makanya, mereka tidak ragu untuk terus berkiprah. Desa harus semakin inovatif dalam menciptakan ikonik desa tematik. Bisa saja ke depan akan hadir kampung cengek ataupun sayuran lainnya,” papar istri dari Bupati Bandung ini.
Sementara lanjutnya, dalam pengembangan Kampung Saladah, Pemkab melakukan bantuan rumah bibit dan sarana produksi tahun 2015 untuk 2 KWT dan instalasi hidroponik di Rumah Terapi Anak Difabel, serta pembinaan pada masyarakat oleh Dinas Pangan dan Perikanan juga Unit Pelayanan Teknis (UPT).
Sinergi masyarakat
Menurutnya, kehadiran Kang Roni Hartanto adalah sebagai jaminan pasar, penyedia sarana produksi dan transfer knowledge, sedangkan peran Hadian dari LPMD adalah penanggung jawab teknis operasional dan penguatan pola pemberdayaan. Sedangkan Kepala Desa berperan memberi support arahan dan pembinaan melalui dukungan APBDes untuk dukungan penguatan KWT.
"Manfaat dari sinergitas Kades dan masyarakat ini yakni, menyediakan kebutuhan bagi posyandu, hasil panen diberikan cuma cuma bagi masyarakat kurang mampu termasuk lansia, menambah pendapatan keluarga. Bahkan, di KWT Tunas Harapan kas hasil sayuran dipakai mendirikan rintisan Koperasi Wanita Tani ,” pungkas Nia.
--------
Baca info-info seputarbandungraya.com lainnya di GOOGLE NEWS