Dinas Tata Ruang (Distaru) Kota Bandung telah berhasil menyusun peta dasar Kota Bandung yang bisa digunakan sebagai dasar penetapan kebijakan tata ruang kota. Peta tersebut telah diverifikasi oleh Badan Informasi Geospasial dan dinobatkan sebagai peta dasar terbaik se-Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Perencanaan Tata Ruang Distaru Kota Bandung Lisa Surya Lestari dalam Bandung Menjawab di Media Lounge Balai Kota Bandung, Kamis (8/6/2017).
Keunggulan peta milik Kota Bandung, peta dasar ini sudah memiliki derajat ketelitian hingga 1:1000 yang dibuat dengan menggunakan foto udara. Peta tersebut ditunjang dengan tujuh lapisan data, yakni data batas administratif, jaringan jalan, jaringan perairan, kontur, toponimi, tata guna lahan, dan klasifikasi bangunan.
“Menurut Badan Informasi Geospasial, kota-kota lain belum ada yang sebaik ini. Bahkan kalau kota lain, 1:5000 saja sulit, itu sudah cukup bagus,” imbuh Lisa.
Lisa mengatakan, pembuatan peta dasar tersebut sejalan dengan amanat Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta pada Tingkat Ketelitian Peta Skala 1:50.000. Di Kota Bandung, peraturan tersebut diterjemahkan menjadi program One Map One Data Policy.
One Map One Data Policy merupakan rencana strategis untuk menghimpun dan mengintegrasikan peta se-Kota Bandung sehingga setiap kebijakan pemerintah kota yang berkaitan dengan geospasial berdasar pada satu data tunggal yang komprehensif.
“Diperlukan satu data satu peta yang memberikan informasi geospasial. Peta itu bisa menampilkan berbagai informasi dan bisa dimanfaatkan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah-red). Jadi, tidak ada lagi perbedaan data antar-instansi dan ketidakakuratan data,” tegas Lisa.
Guna menunjang peta dasar ini, dalam waktu dekat Distaru Kota Bandung akan merancang peta tematik yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan tiap-tiap SKPD. Salah satu peta tematik yang akan dibuat adalah peta digital rawan bencana. Peta tersebut akan memperlihatkan area-area yang rawan bencana dan mampu memberikan informasi area evakuasi yang disarankan.
Selain peta tematik, Distaru Kota Bandung juga tengah menyusun database tata ruang, memperbaharui toponimi, membuat peta kota tiga dimensi, serta membuat aplikasi Geographic Information Spatial (GIS) untuk SKPD dan Kewilayahan. Program-program unggulan tersebut dalam tahap pengerjaan di tahun ini.
Sementara itu, untuk tahun 2018, Distaru Kota Bandung akan merancang sebuah Geoportal. Geoportal ini adalah sistem direktori yang akan menghimpun dan mengintegrasikan seluruh informasi spasial di Kota Bandung.
“Geoportal akan menjadi rumah induk seluruh peta yang ada. Peta digital lokasi rawan bencana juga akan masuk di dalamnya sehingga warga atau siapapun semua bisa akses,” tandas Lisa.
--------
Baca info-info seputarbandungraya.com lainnya di GOOGLE NEWS