Pendistribusian gas metan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Babakan Kecamatan Ciparay hingga saat ini masih belum maksimal. Pasalnya, dari gas metan yang disalurkan secara gratis ke 40 Kepala Keluarga (KK), baru 8 rumah yang memiliki kompor modifikasi dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung.
Kepala DLH Asep Kusumah mengatakan, pihaknya tengah melakukan persiapan penyediaan logistik untuk pemasangan kompor serta modifikasi lainnya.
"Sejak soft launching sampai saat ini, dari awal tiga sambungan ke rumah di RW 5 Desa Babakan, sudah sekitar 40 rumah yang tersambung, namun baru delapan rumah yang memiliki kompornya dan masih on progress untuk dipasang," ucap Asep saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Selasa (12/9/2017).
Lebih lanjut Asep mengatakan, pihaknya akan terus melakukan progres untuk pelayanan gas metan kepada masyarakat secara bertahap dan memprioritaskan kepada warga yang membutuhkan terlebih dahulu.
"Ini kita siapkan secara bertahap khusus untuk warga terdekat sekitar 450 meter dengan TPA dan prioritas bagi warga yang lebih membutuhkan. Sekarang baru selesai dicat dan pembersihan untuk tempat UMKM gorengan (opak, ranginang dll) disekitar TPA," imbuhnya.
Asep menandaskan, pada soft launching penggunaan gas metan oleh Bupati Bandung H. Dadang M.Naser, SH.,M.Ip, beberapa waktu lalu, baru lima rumah. Namun saat ini sudah mengalami peningkatan khususnya di RW 5 Desa Babakan.
"Sementara baru RW 5 Desa Babakan yang sudah tersambung. Saya harap sampai akhir tahun, secara bertahap RW terdekat di tiga desa juga bisa segera terpasang," harap Asep.
Membuang tumpukan gas metan
Dia menekankan, instalasi penangkap gas metan ini tidak hanya semata untuk melayani gas gratis ke masyarakat, namun juga untuk membuang tumpukan gas metan yang dihasilkan masyarakat, sehingga tidak akan menimbulkan masalah baru.
“Upaya pemanfaatan tumpukan sampah yang menghasilkan gas metan memang harus dilakukan. Selain untuk kepentingan kehidupan masyarakat, juga untuk antisipasi terjadinya tumpukan gas di bawah tumpukan sampah yang bisa membahayakan,” jelasnya.
Sementara, petugas lapangan di TPA Babakan Jajang mengaku, gas metan sudah tersedia, namun dia menerima permintaan dari warga setempat untuk menghentikan sementara warga yang lain menunggu pembagian kompor gratis dari DLH untuk kebersamaan.
"Warga yang sudah terpasang kompor dan sambungan gas merasa tidak kompak dengan yang lain karena lebih dulu menerima manfaat. Jadi belum sepenuhnya jalur gas dibuka, padahal gas di TPA standby," tegas Jajang.
Pembagian kompor secara gratis
Jajang mengatakan, setelah melakukan pengecekan langsung ke TPA, pihaknya menghentikan penyaluran gas metan atas permintaan warga yang bersangkutan. Ia mengaku, DLH sudah berupaya membantu masyarakat dengan program tersebut, salah satunya dengan pembagian kompor secara gratis untuk pemanfaatan gas tersebut.
"Saya melihat, warga sangat berterima kasih atas hadirnya program pengelolaan sampah jadi gas metan ini. Apalagi kompornya juga dimodifikasi langsung oleh DLH dan diberikan secara gratis, tidak ada biaya sedikit pun, apalagi Rp.60.000 seperti yang diberitakan media," pungkasnya.
Dia mengaku, hingga saat ini gas metan sudah bisa didistribusikan, namun karena pengerjaan kompor belum selesai semua, menurutnya warga akan menunggu hingga bisa dibagikan.
"Walau hal ini menyebabkan masyarakat sudah sekitar sebulan tidak lagi menikmati gas untuk memasak secara gratis. Tapi kebanyakan warga apresiasi untuk pemanfaatan gas metan ini. Dan karena empati sebagian warga juga, akhirnya sementara penyambungan dihentikan," ucap Jajang
--------
Baca info-info seputarbandungraya.com lainnya di GOOGLE NEWS