PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI bersama Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur mengembangkan sistem pemungutan retribusi secara elektronik atau E-Retribusi. Ini baru pertama kali diterapkan oleh pemerintah daerah bekerjasama dengan perbankan di Indonesia.
Sistem ini akan menjadi solusi atas hambatan yang kerap dialami oleh pemerintah daerah pada saat menghimpun iuran atau retribusi dari para warganya yang bermatapencaharian utama di pasar-pasar tradisional. Aplikasi yang disiapkan BNI ini juga akan memberikan kemudahan bagi masyarakat wajib retribusi dalam memenuhi kewajibannya, sekaligus memberikan kepastian pada penerimaan daerah.
Peresmian E-Retribusi ini dilaksanakan oleh Bupati Kabupaten Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan BNI Catur Budi Harto di Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (25 Oktober 2017). Hadir pada kesempatan tersebut para perwakilan pedagang pasar tradisional di Banyuwangi, GM Divisi Electronic Banking BNI Anang Fauzie, dan CEO BNI Malang Yessy Kurnia.
Catur Budi Harto menuturkan, E-Retribusi pasar adalah salah satu dari rangkaian program BNI Digination yang dikembangkan untuk mendukung pemerintah dalam meningkatkan produktivitas rakyat di Pasar Tradisional. Untuk mendukung sistem E-Retribusi pasar, BNI menerapkan sebuah inovasi baru yang diberi nama aplikasi BNI SMART TENANT. Aplikasi ini merupakan solusi yang diberikan BNI dalam membantu pemerintah daerah atau managemen perusahaan serta tenant dalam melakukan monitoring tagihan, serta pencatatan aset yang dilengkapi oleh berbagai fitur.
“Fitur-fitur tersebut diantaranya fitur pembayaran tagihan, laporan pembayaran, serta fitur unggulan lainnya. Untuk pengelola pasar, dalam hal ini collector akan diperlengkapi dengan aplikasi mobile untuk mengetahui daftar pedagang yang belum melakukan pembayaran,” ujarnya.
Adanya hambatan yang sering dihadapi pemerintah daerah seperti proses collecting yang lama hingga pengelolaan retribusi pasar yang masih bersifat manual, menyebabkan minimnya kontrol atas sumber-sumber pendapatan asli daerah. Kondisi itu dapat menyebabkan potensi kebocoran dana retribusi yang tinggi.
"Dengan hadirnya E-Retribusi pasar akan memudahkan pembayaran retribusi para pedagang pasar melalui sistem yang dikembangkan oleh BNI," ujar Catur Budi Harto.
Adapun prosesnya sangat mudah, pedagang cukup memiliki kartu E-Retribusi BNI yang dikelola oleh Pemerintah Daerah. Pedagang yang sudah terdaftar di Pengelola Pasar dapat melakukan pembayaran dengan cara taping kartu E-Retribusi pada perangkat KIOSK atau electronic data capture (EDC) yang akan dikelola oleh Agen46 BNI berada di wilayah pasar.
"Setelah itu pedagang akan mendapatkan bukti transaksi berupa struk transaksi sebagai bukti telah memenuhi kewajiban pembayaran retribusi pasar," ujar Catur Budi Harto.
“E-Retribusi pasar memiliki fungsi yang sangat penting terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang diharapkan menjadi salah satu sumber keuangan untuk pembiayaan penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan daerah. Hal tersebut tentunya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan membangun ekonomi daerah. Dengan adanya E-Retribusi pasar BNI juga turut mendukung gerakan uang non tunai dan juga memudahkan monitoring dan reporting retribusi pasar yang cepat, transparan, dan efisien," paparnya.
Kartu Identitas
Selain itu, bagi para pedagang pasar, kartu E-Retribusi dari BNI juga dapat dimanfaatkan sebagai kartu identitas pedagang, Kartu Tabungan, Kartu Belanja, serta Kartu Penyaluran Program pemerintah lainnya. Oleh karena itu dengan satu kartu, pedagang pasar dapat memenuhi semua kebutuhan untuk bertransaksi non tunai.
Program E-Retribusi pasar ini diharapkan dapat berjalan di seluruh Indonesia melalui revitalisasi pasar-pasar tradisional berupa revitalisasi fisik, revitalisasi sosial, revitalisasi ekonomi, serta revitalisasi managemen. Dengan demikian, diharapkan program E-Retribusi pasar dapat diimplementasikan dengan sebaik mungkin sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan bersama masyarakat menuju Indonesia yang lebih makmur.
Sebelum ini, BNI juga giat mendukung program-program pemerintah yang dapat memberikan dampak pada perluasan basis nasabah BNI seperti pembukaan Tabungan Simpanan Pelajar (Simpel) bagi pelajar penerima dana Program Indonesia Pintar (PIP), pembukaan tabungan untuk para petani penerima kartu tani serta pembukaan rekening-rekening baru bagi ibu rumah tangga penerima bantuan sosial program keluarga harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai
Semua program tersebut didukung penuh oleh Agen46 BNI yang merupakan kepanjangan tangan BNI dalam memberikan layanan perbankan kepada masyarakat yang memiliki akses terbatas ke outlet BNI. Jumlah Agen46 BNI saat ini sudah mencapai lebih dari 62.000 di seluruh Indonesia.
--------
Baca info-info seputarbandungraya.com lainnya di GOOGLE NEWS