Menristekdikti Mohamad Nasir mengungkapkan perguruan tinggi di Indonesia harus bersiap menghadapi disruptive innovation di masa depan. Kemenristekdikti mendorong perguruan tinggi untuk membuat kelas online atau dalam jaringan (daring). Disruptive innovation atau disruptive technology adalah gagasan dari Clayton Christensen, seorang ilmuwan administrasi bisnis dari Sekolah Bisnis Harvard.
Inti gagasan tersebut adalah teknologi yang penggunaannya secara signifikan berpengaruh pada cara pasar atau industri bekerja. Jadi, perkuliahan pun nanti tidak lagi membutuhkan kelas. Antar negara akan tidak ada batas lagi. Akan ada kelas roomless, borderless, ini akan terjadi.
Agar berjalan efektif dan bermutu, Kemenristekdikti juga bermitra dengan 116 perguruan tinggi untuk mendukung 51 kampus pelaksana. Ada lima perguruan tinggi yang sudah benar-benar siap. Universitas Negeri Malang, Universitas Padjadjaran, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dan Universitas Negeri Surabaya.
Aada tiga mata kuliah yang diprioritaskan yaitu stasistika struktur, pengembangan aplikasi web, serta akademik menulis dan membaca. Perkuliahan nontatap muka menuntuk peningkatan mutu dan kompetensi dosen. Pasalnya, materi perkuliahan harus disampaikan dengan lebih komperehensif. Ada 253 mata kuliah online, 143 mata kuliah terbuka, dan 172 materi terbuka.
Mendorong perguruan tinggi berakreditasi internasional
Menristekdikti juga mendorong perguruan tinggi menerapkan standar nasional pendidikan tinggi (SN Dikti). Beberapa perguruan tinggi yang sudah menerapkan SN Dikti didorong untuk menerapkan akreditasi internasional pada program studinya.
Saat ini, tercatat ada 17 perguruan tinggi, baik PTN maupun PTS yang sudah mendapatkan akreditasi internasional, mencakup UGM (38), ITB (28), UI (20), IPB (20), UB (15), Unair (13), ITS (10), UPI (8), Undip (7), UII (5), Unhas (4), Binus (4), UNS (1), Unpad (1), Unila (1), Telkom University (1), dan UMY (1).
Kemenristekdikti juga mendorong perguruan tinggi negeri bersaing dengan perguruan tinggi dari negara lain. Saat ini perguruan tinggi Indonesia yang masuk ke kelas 500 dunia masih berjumlah tiga, yaitu Universitas Indonesia (urutan 277), Institut Teknologi Bandung (urutan 331), dan Universitas Gadjah Mada (401).
--------
Baca info-info seputarbandungraya.com lainnya di GOOGLE NEWS