Pengangguran terbesar di Jawa Barat merupakan lulusan SMK. Oleh karena itu, harus dicari solusinya secara bersama-sama.
“Kami inginkan perubahan kurikulum agar nanti tidak ada pembelanjaan anggaran semata tanpa menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas,” demikian disampaikan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dalam sambutannya.
Menurut Gubernur Emil, dirinya memiliki beberapa teori yang bisa meningkatkan kualitas lulusan SMK, antara lain:
(1) dengan meminta agar industri membuat sekolah di pabrik untuk warga di sekitarnya, contohnya di Kabupaten Bekasi, di mana banyak pabrik tetapi penganggurannya paling banyak karena tidak memenuhi kualifikasi;
(2) SMK dibangun oleh pemerintah daerah tetapi manajemennya dari dunia industri karena mereka lebih memahami pasar sehingga nanti lulusannya mampu bersaing dan diserap oleh pasar tenaga kerja.
Mengenai sistem zonasi, Gubernur Emil meminta agar pemerintah daerah diberi kesempatan untuk menerjemahkan zonasi di level lokal.
“Jadi Bapak memberi arahannya, nanti kami yang mengurus teknisnya karena ada daerah yang tidak kompatibel dengan penerapan sistem yang Bapak sampaikan” ungkap Emil.
Ditambahkan Emil, ada beberapa isu besar yang harus direspons oleh pendidikan Jawa Barat, antara lain:
(1) faktor kompetisi di mana dunia ini makin kompetitif sehingga IQ tinggi saja tidak cukup;
(2) dunia yang semakin ekstrim, misalnya murid sudah berani kurang ajar terhadap gurunya;
(3) revolusi digital melahirkan sisi gelap antara lain adanya hoax yang berdampak negatif.
“Jadi pendidikan harus bisa merespons revolusi yang sifatnya positif maupun negatif. Oleh karena itu, kami meluncurkan program "Manusia Unggul Jawa Barat", di mana selain membekali anak dengan ilmu, kita juga harus membekali mereka dengan iman dan akhlak. Hidup tidak cukup dengan IQ, melainkan harus ditambah EQ dan SQ, serta fisik yang kuat”, pungkas Emil.
--------
Baca info-info seputarbandungraya.com lainnya di GOOGLE NEWS