Nama Stadia akhir-akhir ini jadi perbincangan di kalangan warganet terutama penggemar games. Stadia sendiri merupakann layanan game dari Google yang berbasis cloud. Ada pula controller dedicated buat Stadia yang dipamerkan Google. Platform gaming cloud Stadia yang mulus menawarkan skala yang luar biasa, memberi penggunanya alat untuk mendorong pengembangan game ke level baru. Stadia sendiri mengemuka dalam perhelatan Game Developer Conference 2019 pada pertengahan Maret yang digelar di San Fransisco, Amerika Serikat.
Penasaran dengan layanan terbaru dari Google ini? Berikut informasinya:
1. Tidak membutuhkan console
Stadia tidak membutuhkan konsol khusus macam Xbox One atau PlayStation 4. Game disalurkan secara streaming dan bisa dimainkan dari berbagai perangkat, mulai dari smartphone hingga tablet atau smart TV.
2. Layanan streaming
Suka menggunakan Spotify atau Netflix? Begitulan konsep penggunaan Stadia yang mirip-mirip layanan streaming. Hanya yang disalurkan di Stadia adala game, bukan musik atau video.
3. Penggunaan perangkat buat main game
Game Stadia tidak berjalan di perangkat yang digunakan oleh pemain (smartphone atau tablet) melainkan di datacenter Google dengan komputer bertenaga besar yang bisa menjalankan game dengan mulus.
Dari situs resminya stadia.dev, disebutkan Stadia dibangun di atas fondasi sumber terbuka dan perangkat generasi berikutnya menggunakan grafis lintas platform Vulkan®1 dan komputasi API, sehingga pengguna dapat mengoptimalkan untuk gaming cloud-native.
4. Butuh internet kenceng
GPU AMD yang tersemat di dalam komputer Google tersebut memiliki kemampuan pemrosesan grafis hingga 10,7 teraflops, jauh lebih besar dari kemampuan konsol terkuat yang ada di pasaran saat ini, seperti PS4 Pro (4,2 teraflops) dan Xbox One X (6 teraflops).
Komputer data center tersebut menjalankan sistem operasi Linux dengan prosesor custom x86 dengan kecepatan 2,7 GHz dengan fitur Hyperthreading dan AVX2. Untuk memorinya, komputer ini memiliki RAM 16 GB dan bisa mentransfer data hingga 484 GB per detik serta dibekali dengan L2 + L3 cache sebesar 9,5 MB.
Jadi bagaimana cara memainkan game di Stadia? Buat komputer penggunanya sih gak perlu spek mumpuni banget. Hanya, pemain butuh internet kencang karena basis untuk memainkan game dari layanan cloud Google. Pemain tidak membutuhkan perangkat konsol (hardware) apapun untuk dapat memainkannya.
VP Google Phil Harrison sendiri menyebutkan bahawa kecepatan internet yang dibutuhkan di angka rata-tara 20 Mbps untuk mendapatkan resolusi 1080p dan frame rate 60 FPS. Syarat lainnya, koneksi internet tersebut harus stabil biar gak buffering. Yang jadi permasalahan, bagaimana dengan Indonesia yang dikenal dengan kecepatan internetnya masih jauh tertinggal dibanding negara-negara lain.
5. Cara memainkan game di Stadia
a. Games dijalankan di komputer data center milik Google.
b. Pemain cukup melakukan streaming dari browser Google Chrome di tablet, PC, atau smartphone. Pemain tidak usah mendownload games seperti Play Store. Bisa juga menggunakan perangkat TV dengan Chromecast.
c. Pemain bisa berpindah-pindah perangkat sesuai keinginan, misalnya main di PC, lalu dilanjutkan di tablet. Game yang ada di Stadia pun akan selalu hadir dalam versi terbaru.
d. Menggunakan "controller" khusus dari Google yang terhubung dengan layanan Stadia melalui WiFi. Controller tersebut dapat terhubung langsung ke pusat data Stadia sehingga pemain dapat langsung memakainya, tanpa harus melakukan konfigurasi tertentu pada perangkat yang digunakan untuk streaming. Ada layanan Google Assitant di controller Stadia tersebut, dimana pemain bisa mendapat panduan tertentu untuk menyelesaikan setiap babak di dalam sebuah game.
Karena baru muncul, game di Stadia masih sedikit. Beberapa diantaranya seperti Doom Eternal dan Assasin's Creed Odyssey. Namun tenang, Google sendiri lagi menyiapkan koleksi game-game lainnya.
6. Harga dan ketersediaan
Google baru sebatas memastikan layanan game streaming Stadia akan dirilis pada tahun 2019 ini. Wilayah yang akan pertama kali kebagian Stadia adalah Amerika Serikat, Kanada, Inggris dan sebagian besar Eropa. Lalu buat di kawasan Asia kapan? Tunggu saja perkembangannya. Buat yang penasaran mengenai perkembangan layanan cloud gaming dari Google ini, pantau saja terus stadia.dev.
--------
Baca info-info seputarbandungraya.com lainnya di GOOGLE NEWS