Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan 1440 Hijriah, Pemkab Bandung melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bandung akan menggelar bazar ramadan pada 20 – 24 Mei 2019 mendatang, berkisar pukul 09.00 – 16.00 WIB di Lapangan Upakarti, Soreang.
Memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan selama bulan Ramadan
Kepala Disperindag Kabupaten Bandung Dra. Hj. Popi Hopipah, M.Si mengungkapkan, bazar tersebut merupakan kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan pemerintah daerah untuk memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan selama bulan ramadan.
“Bulan ramadan merupakan bulan yang penuh dengan keberkahan. Pada tahun ini, kami akan menyediakan barang multi produk seperti sembako, makanan, kue kering hingga fashion yang berasal dari UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) Kabupaten Bandung dan tentunya dengan harga yang jauh lebih terjangkau,” ungkap Popi saat ditemui di ruangannya, Jumat (10/5/2019).
Meskipun hanya berlangsung lima hari, ia meminta agar masyarakat dapat memanfaatkan kegiatan tersebut semaksimal mungkin.
“Walaupun hanya beberapa hari, tapi saya berharap bazar ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin. Ini merupakan suatu keuntungan bagi masyarakat, selain harganya yang lebih murah, masyarakatpun tidak perlu pergi jauh untuk membeli apa yang mereka butuhkan dan yang terpenting masyarakat bisa mendapatkan ketenangan dalam menjalankan ibadah puasa,” harapnya.
Dalam pelaksanaan bazar ramadan sendiri, pihaknya telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak.
“Kita sudah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian untuk menyediakan berbagai macam sayuran dan kebutuhan pokok masyarakat lainnya, seperti daging, minyak dan beras. Untuk beras sendiri, kami menyediakan kualitas premium, yang biasanya dijual dengan harga Rp. 62.500/5 kg, kami jual Rp. 44.000/5 kg,” paparnya.
Membatasi jumlah pembelian setiap konsumen
Popi menambahkan, pihaknya akan membatasi jumlah pembelian setiap konsumen, terutama untuk beras. “Karena dijualnya murah, jadi kami akan membatasi setiap orang hanya boleh membeli maksimal lima kilo gram beras. Jika tidak dibatasi, kami khawatir yang beli malah tengkulak,” tambah Popi.
Pada kesempatan tersebut dirinya juga menyampaikan, ketersediaan pangan Kabupaten Bandung menjelang Hari Raya Idul Fitri diprediksi aman.
“Kenaikan sejumlah Kepokmas (Kebutuhan Pokok Masyarakat) selama bulan ramadan khususnya menjelang Idul Fitri memang sudah biasa. Itu memang hukum dagang, manakala permintaan pasar banyak, disitu pasti harga akan naik. Walaupun kita stok banyak, jika ada keterlambatan pemasokan atau apapun itu, akan mempengaruhi harga di pasar. Tapi insya Allah, menjelang Idul Fitri tahun ini ketersediaan pangan Kabupaten Bandung aman,” imbuhnya.
Pemantauan terhadap harga kepokmas
Popi melanjutkan, pemantauan terhadap harga kepokmas di pasaran akan terus dilakukan. Ia meyakini, hal tersebut dapat memberikan ketenangan bagi masyarakat, khususnya yang sedang menjalankan ibadah puasa.
“Untuk bawang putih, alhamdulillah sudah turun jadi Rp. 65.000/kg, setelah kemarin naik jadi Rp. 100.000/kg. Daging dari Rp. 120.000/kg turun jadi Rp.110.000 dan tetelan dikisaran Rp. 75.000/kg, sementara minyak goreng masih stabil dikisaran Rp. 12.000/liter,” jelasnya.
Selain itu, guna mengantisipasi beredarnya daging celeng menjelang hari raya, dirinya telah meminta pihak berwenang untuk memperketat keamanan, baik di daerah Kabupaten Bandung seperti Majalaya dan Ciwidey, maupun terminal Leuwi Panjang serta bus lintas Sumatera (antar pulau).
“Jadi kuncinya, belilah daging di kios-kios resmi yang ada di dalam pasar. Jika masyarakat membeli daging di luar pasar, apalagi dengan harga lebih murah, kami tidak bisa menjamin apa itu daging sapi atau bukan. Karena sekarang modusnya itu, daging celeng dilumuri darah sapi. Jadi kalau tidak tes DNA tidak ketahuan kalau itu daging celeng,” pungkas Kepala Disperindag.
--------
Baca info-info seputarbandungraya.com lainnya di GOOGLE NEWS