Nutrition International dan Pemerintah Indonesia menyelenggarakan pertemuan untuk menyoroti pentingnya pencegahan anemia bagi remaja putri. Pertemuan tersebut dihadiri oleh perwakilan dari berbagai kementerian serta peserta didik dan guru yang menekankan perlunya melanjutkan dan meningkatkan intervensi-intervensi untuk meningkatkan gizi bagi remaja putri dan mencegah anemia.
Berbicara dalam pertemuan, Ir. Doddy Izwardi, MA, Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan mengatakan, “Anemia mempengaruhi penurunan kesehatan fisik remaja putri, berdampak negatif pada prestasi belajar di sekolah, dan meningkatkan kemungkinan komplikasi dan masalah perkembangan janin jika remaja putri memilih untuk menjadi seorang ibu di masa depan. Pemerintah telah membuat program Suplementasi Tablet Tambah Darah Mingguan yang bertujuan untuk melindungi remaja putri dari anemia. Kami menghargai dukungan Nutrition International dalam usaha ini.”
Masalah kurang gizi di kalangan remaja putri di Indonesia sangat signifikan. Setidaknya sepertiga dari remaja putri di Indonesia menderita anemia1. Cukup tingginya pernikahan usia dini dan nutrisi yang tidak memadai, anemia gizi besi di kalangan remaja putri merupakan tantangan kesehatan masyarakat utama di negara ini. Anemia dapat menghambat remaja putri dalam berkonsentrasi di sekolah dan berpartisipasi dalam kegiatan fisik.
Remaja putri yang kekurangan gizi juga memiliki risiko tinggi terjadinya putus sekolah dan tidak mampu menjalani kehidupan yang produktif. Pendidikan gizi dan suplementasi tablet tambah darah (TTD) mingguan adalah kunci untuk memerangi anemia dan meningkatkan status kesehatan dan gizi remaja putri, yang mana dapat membantu memutus siklus kekurangan gizi antar generasi.
Nutrition International, berkolaborasi dengan Pemerintah Indonesia dengan dukungan dari Pemerintah Kanada dan Australia, bersama-sama memastikan remaja putri di sekolah memiliki akses suplementasi TTD mingguan serta pendidikan gizi dan konseling melalui program Right Start dan MITRA Youth. Dengan total investasi sebesar 3,6 juta dollar Kanada atau sekitar Rp 36 milyar, remaja putri di 9.000 sekolah di Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Timur mendapat manfaat dari dukungan ini.
Nutrition International telah membantu melatih staf dinas-dinas terkait dan guru, mendukung perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan, serta mengembangkan media komunikasi untuk membekali peserta didik, guru dan anggota masyarakat dengan pengetahuan yang tepat tentang gizi yang baik dan pencegahan anemia. Nutrition International juga mendukung Pemerintah Indonesia dalam mengembangkan strategi nasional untuk penanggulangan anemia.
Berbicara dihadapan para peserta pertemuan, Joel Spicer, Presiden dan CEO Nutrition International menekankan bahwa, “Kurang gizi pada dasarnya melemahkan, terutama bagi remaja putri. Kurang gizi berarti terganggunya perkembangan otak dan sistem kekebalan tubuh yang rendah, yang menyebabkan performa kegiatan belajar di sekolahnya menjadi terganggu. Bersama dengan Pemerintah Indonesia dan dengan dukungan dari Pemerintah Kanada dan Australia, kami memberikan remaja putri gizi yang lebih baik, memberi mereka dasar yang kuat untuk mencapai cita-cita mereka.”
Sekitar 20 remaja putri dan putra berpartisipasi dalam pertemuan dan berbagi pengalaman mereka. Ambar Dwi Susanti, 15 tahun, kelas XI SMKN 2 Pacitan mengatakan, “Waktu saya kelas 3 SMP, saya mendapatkan Tablet Tambah Darah, tapi karena tidak tahu manfaatnya, jadi saya tidak rutin meminumnya. Tetapi setelah saya mendapatkan informasi mengenai bahaya anemia dan manfaat Tablet Tambah Darah dari guru saya, saya rutin minum Tablet Tambah Darah setiap hari Rabu. Saya merasa lebih segar dan bersemangat saat sekolah. Karena saya bertugas sebagai Ketua Kader Kesehatan Remaja, saya memastikan siswi-siswi lainnya untuk meminum Tablet Tambah Darah secara rutin dan makan makanan yang bergizi untuk mencegah anemia.”
Sri Kusyuniati, Direktur Nutrition International Indonesia mengatakan, “Majelis Kesehatan Dunia telah menyerukan pengurangan 50 persen anemia pada wanita usia subur pada tahun 2025, sebuah target jangka waktu yang dipercaya para ahli global dapat dicapai jika upaya pengurangan anemia difokuskan pada remaja putri yang tinggal di negara berkembang. Kami berkomitmen untuk bekerja bersama Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan gizi bagi remaja.”
Peserta pertemuan termasuk pejabat dari Kementerian Kesehatan, Pendidikan, Agama, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten serta peserta didik, guru, dan perwakilan dari lembaga pembangunan.
--------
Baca info-info seputarbandungraya.com lainnya di GOOGLE NEWS