Kabar duka meninggalnya Asep Darso pada Minggu, 14 Juli 2019 menambah hilangnya penyanyi Sunda yang berpulang. Asep Darso adalah anak dari legenda penyanyi Sunda Kang Darso. Kang Darso sendiri telah berpulang pada 12 September 2011. Inilah yang mendasari penulis untuk mengenang kembali perjalanan lagu Sunda yang pernah booming di era 80-90an.
Kebanyakan penyanyi Sunda berasal dari Bandung. Dan ini yang pernah memberikan corak nuansa Bandung pada era tersebut. Ya, walaupun sejak zaman dulu sebelum era 80an pun, lagu-lagu Sunda pernah berjaya. Tercatat nama Titin Fatimah, Cicih Cangkurileung, hingga trio Bimbo pun pernah membawa lagu-lagu (berbahas) Sunda mendapat tempat di hati masyarakat. Bahkan, sekaliber seniman Betawi Benyamin S pun pernah membawakan lagu-lagu Sunda, diantaranya yang terkenal lagu "Badminton" ciptaan Mang Koko.
Nining Media dan "theme song" hajatan
Namun, karena penulis pernah merasakan langsung bagaimana era 80-90an lagu Sunda dipikameumeut ku masyarakat. Di era 80an, salah satu yang fenomenal adalah nama Nining Meida. Penyanyi Sunda yang berangkat dari wanda degung tersebut sukses mewabahkan lagu-lagu pop Sunda hingga kancah nasional. Bahkan berkat album "Kalangkang", Teh Nining pernah menyabet HDX-BASF Award 1987/1988. Gak keren gimana coba, lagu daerah bisa menyabet penghargaan bergengsi tingkat nasional waktu itu.
Yang penulis ingat, lagu "Kalangkang" jaman harita selalu diputar di acara-acara resepsi/hajatan perkawinan. Rasanya kalau ngadain acara hajatan pernikahan kurang lengap kalau tidak memutar lagu tersebut di TOA/speaker. Waktu itu masih zamannya pake kaset pita. Album tersebut pun jadi koleksi warga masyarakat yang menggemari lagu-lagu Sunda. Duet pencipta lagu Nano S dan Nining Meida menjadi chemistry tersendiri dalam lagu-lagu Sunda waktu itu.
Wabah lagu Sunda 80-90an
Memang, era 80-90an, segala hal yang berbau seni Sunda rasanya jadi tren tersendiri. Waktu itu, bukan hanya lagu-lagu Sunda, tapi dongeng Sunda dari Wa Kepoh sampai Mang Barna yang disiarkan di radio jadi idola masyarakat. Bobodoran Sunda dari Kang Ibing dkk (D'Kabayan) hingga D'Bodor pun menyedot antusiasme masyarakat Sunda. Dan acara sempal guyon "Si Kundang" di Radio Garuda jadi hiburan rutin khususnya warga Bandung.
Juga ceramah Sunda dari KH AF Ghazali selalu ditunggu masyarakat. Nama lain penceramah Sunda Abah Kabayan (ayah Doel Sumbang) selalu setia didengarkan penikmat siaran radio kala itu.
Kembali ke lagu Sunda, selain kaset media untuk mendengarkan lagu Sunda pun biasa diputar di radio-radio juga di televisi. Nama TVRI Bandung jadi media untuk menonton videoklip lagu Sunda. Maka, lagu-lagu Sunda seperti "Si Manehna", "Tong Jajan Wae", "Batan Nganggur", "Karunya", dan lainnya selalu ditunggu pemirsa. Hingga OST Sinetron Inohong di Bojongrangkong pun jadi favorit. Apalagi saat Kang Ibing menyanyikan lagu "Jung Maju Maung Bandung", makin mantap lah eksistensi lagu Sunda waktu harita.
Nama-nama penyanyi Sunda pun kala itu bak cendawan di musim hujan. Masing-masing menjadi idola masyarakat. Doel Sumbang yang sebelumnya dikenal dengan lagu-lagu bahasa Indonesia bergenre kritik sosial pun ikut mewabahkan lagu-lagu Sunda. Maka, lagu "Pangandaran", "Somse", "Sumedang, "Bandung", hingga "Bulan Batu Hiu" booming pada era tersebut.
Sosok sang fenomena, Darso melejit dengan lagu pop Sunda dan wanda calung. Lagunya "Cucu Deui" dan "Maripi" sukses merebut hati penggemar lagu Sunda. Eksistensi lagu Sunda dari Kang Darso tak lekang sampai ia meninggal dunia tahun 2011 lalu. Nama-nama lain penyanyi Sunda pria ada group Barakatak, Iwan Ernawan, Yayan Jatnika, Billy Eden, dll.
Sementara dari barisan penyanyi perempuan, selain sosok Nining Meida ada Detty Kurnia, The Hebring, Yanti Aryanto, Nova Mardiana, Riska Prorina, Yosie Lucky, Hetty Koes Endang, Evie Tamala, Nia Daniati, Betharia Sonata, Paramitha Rusady, sampai penyanyi bule Becky Wilson. Nama Melly Goeslaw pun pernah meramaikan jagat lagu Sunda dengan lagunya "Jauh Tanah ka Langit" dan "Panah Asmara".
Berlanjut ke era 90an, lagu Sunda masih eksis dengan lahirnya karya-karya baru. Di era Reformasi, Doel Sumbang booming dengan lagu-lagu kritik sosial. Begitu pula Kang Darso makin mangprang dengan lagu-lagu ngehitsnya. Regenerasi penyanyi Sunda pun bermunculan dengan hadinya Rika Radika, Rita Tila, Wina, Oon B, Bungsu Bandung, Asep Darso, dll.
Dan di era internet sekarang, lagu-lagu Sunda dari jaman heubeul sampai era kekinian bisa warganet nikmati melalu berbagai format dan aplikasi, salah satunya di Youtube. Nah, bila Anda nineung ingin nyoreang alam ka tukang bernostalgia dengan lagu-lagu Sunda silakan searching saja di Youtube, unduh berbayar di aplikasi online, atau beli media putar originalnya (VCD/DVD). *AA
--------
Baca info-info seputarbandungraya.com lainnya di GOOGLE NEWS