Terkait dengan berkembangnya berita yang viral di media sosial bahwa terjadinya pemadaman listrik di berbagai wilayah di sebagian besar Pulau Jawa pada hari Minggu pukul 11.45 WIB akibat gempa bumi Banten M 6,9, dalam rilisnya BMKG memberikan tanggapan sebagai berikut:
1. Padamnya listrik yang terjadi tidak ada kaitannya dengan peristiwa gempa bumi Banten M 6,9. Jika kita memperhatikan waktu terjadinya gempa Banten pada hari Jumat 2 Agustus 2019 pukul 19. 03 WIB dan pemadaman listrik terjadi pada hari Minggu 4 Agustus 2019 pukul 11.45 WIB maka rentang waktu kedua kejadian tersebut terpaut waktu yang cukup lama. Jika padamnya listrik akibat gempa maka seharusnya listrik padam sejak Jumat malam setelah pukul 19.03 WIB.
2. Jika memperhatikan peta tingkat guncangan gempa bumi (shake map) gempa Banten maka dampak guncangan terbesar terjadi di wilayah Banten, Jawa Barat dan DKI Jakarta dalam skala intensitas III-IV MMI artinya getaran gempa dirasakan nyata di dalam rumah, seakan-akan ada truk berlalu, hingga jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
Dampak gempa semacam ini belum mampu menimbulkan kerusakan pada struktur bangunan yang kuat. Apalagi jarak antara episenter dan lokasi PLTU Suralaya sejauh 211 kilometer sehingga percepatan getaran tanah di Suralaya nilainya sangat kecil dan tidak memungkinkan terjadinya kerusakan.
3. Menurut press rilis resmi PT. PLN Persero, padamnya listrik di wilayah Jakarta disebabkan oleh ganguan pada gas turbin 1 sampai 6 di Suralaya. Selain itu gangguan juga terjadi di pembangkit listrik tenaga gas turbin Cilegon.
Gangguan ini menyebabkan aliran listrik di Jabodetabek mengalami pemadaman. Terkait pemadaman listrik lainnya termasuk Jawa Barat karena gangguan transmisi sutet 500 kV. Berdasarkan rilis OLN menunjukkan bahwa padamnya listrik massal di beberapa daerah tidak diakibatkan oleh peristiwa gempa bumi.
--------
Baca info-info seputarbandungraya.com lainnya di GOOGLE NEWS