Bagi generasi milenial sekarang, dengerin radio mungkin agak kurann. Dengan hadirnya teknologi internet, aneka media hiburan dari koran, majalah, televisi, sampai radio pun ikut kena imbasnya. Dan kepopuleran radio pun semakin tergerus dengan aneka hiburan online, dari video-video di channel Youtube sampai PodCast. Namun, siaran-siaran radio tidaklah mati suri. Di era kejayaannya, radio kemudian harus bersaing dengan aneka hiburan dengan munculnya TV-TV swasta. Dan kini pun, televisi harus bersaing keras dengan hiburan online.
Masih banyak penggemar siaran-siaran radio yang diminati masyarakat. Dan konsepnya pun sudah dikolaborasikan dengan media online, misalnya dengan ditambah ada jalur via radio streaming, sehingg bisa didengarkan di internet. Begitu pula stasiun-stasiun radio membikin akun-akun media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter, bahkan kanal Youtube.
Kenangan siaran-siaran radio di Bandung era '80-'90an
Tulisan ini hanya ingin mulangkeun panineungan atau mengenang kembali bagaimana dulu radio-radio di Bandung pernah mencapai masa kejayaannya, terutama era '80-90an. Tak heran waktu itu, persaingan antar stasiun radio di Bandung begitu ketat dengan mengambil segmen masing-masing juga genre musik yang jadi ciri khasnya.
Mendengarkan radio di era tersebut menjadi kebiasaan, terutama anak-anak muda. Kurang gaul rasanya bila belum mendengarkan program-program siaran favorit di radio. Segmen dan konsep radio di Bandung pun punya ciri masing-masing, khas utamanya dengan musik yang biasa diputar. Ini dari radio yang menyiarkan lagu-lagu pop, barat, dangdut, lagu Sunda, jazz, bobodoran, sampai siaran berita up to date.
Dari dongeng Wa Kepoh sampai bobodoran Kang Ibing
Era '80-90an, mendengarkan radio jadi keasyikan tersendiri. Bagi kaum remaja, ada radio Ardan, OZ, MGT, Paramuda, sampai ada juga GMR yang menyiarkan lagu-lagu rock. Sementara bagi yang hobi dengerin lagu-lagu atau dongeng Sunda ada radio Garuda, Rama, Dahlia, dan Mara FM. Setiap radio waktu itu punya siaran andalan masing-masing.
Salah satu siaran yang jadi primdona waktu itu ada siaran dongeng Sunda "Si Rawing" yang dibawakan maestro dongeng Sunda yang dikenal dengan Wa Kepoh. Bagi masyarakat Bandung khususnya mereka generasi tahun 80-an, nama Wa Kepoh bukalah nama yang asing. Saat itu, di sebuah radio terdapat sebuah acara drama atau dongeng radio yang begitu populer. Acara tersebut dibawakan oleh Ahmad Sutisna dengan nama radio Wa Kepoh.
Wa Kepoh pandai membuat berbagai karakter suara untuk menciptakan sebuah cerita hingga begitu menarik. Karakter kakek-kakek, nenek-nenek, bapak-bapak, ibu-ibu, pemuda, remaja hingga anak kecil bisa ia tirukan seolah terdapat banyak tokoh. Pendongeng Sunda lain yang terkenal ada nama Mang Barna.
Favorit para pendengar radio lainnya, di Bandung khususnya, ada Sempal Guyon Parahyangan Si Kundang yang disiarkan Radio Garuda. Acara bobodoran ini dibawakan oleh Kang Iwan Andi R. Jauhari dengan Tisna Suntara. Kang Tisna memerankan 14 suara berbeda. Nama-nama tokoh Si Kundang, Mang Oded, Mas Paijo, Mang Minta, Pak Kurdi, Bi Iting, Mang Komar, Mak Uti, Abah Jangkung, Bi Ijah, Si Tuan, dan lainnya jadi siaran yang ditunggu-tunggu pendengarnya.
Dan yang bodoran Sunda tentunya setiap malam Jumat selalu ditunggu-tunggu yakni duet maut Kang Ibing dan Kang Aom Kusman. Hingga sekarang, rekaman cerita-cerita humor Sunda Kang Ibing tersebut masih menyebar di dunia maya. Dijamin kalo mendengarkan siaran Kang Ibing di Radio Mara segala macam kapusing akan hilang karena kepiawaian Kang Ibing mereka-reka cerita hingga bikin sakit perut saking puas ketawa. Cerita Tukang Celep Pendek, Indung Peucang, sampai Kaktus pun selalu diingat bila Anda pernah mendengarkan siaran Kang Ibing waktu itu.
Radio segmen remaja dan event musik
Hingaga era '90an, nama Radio Ardan, MGT, OZ, Paramuda, dan lainnya dikenal membidik segmen kawula muda. Banyak lho para penyiar waktu itu yang jadi selebritas sekarang, salah satunya menantu mantan Presiden SBY yakni Annisa Pohan. Dia bisa berjodoh dengan AHY saat menjadi penyiar salah satu radio OZ Bandung.
Deretan seleb lain yang awalnya jadi penyiar radio di Bandung, diantaranya Ringgo Agus Rahman (Radio OZ), Sogi Indra Dhuaja, beberapa personel P Project (awalnya Padhyangan), Choky Sitohang, Fitri Tropika (Ardan), Farhan, Pandji Pragiwaksono (Hard Rock FM), Tike Priatnakusumah, sampai komedian Sule yang pernah mencicipi jadi penyiar di Radio Rama FM.
Nama lainnya ada Indra Herlambang yang mantan penyiar Radio Ardan. Di Radio Ardan, Indra pada era '90an juga menjadi bagian dari tim program cerita seputar jurig yang bikin malam Jumat jadi bergidik yakni Nightmare Side.
Menariknya di era '90an radio-radio segmen remaja tersebut biasa menggelar event off air. Salah satunya di GOR Saparua. Hampir tiap minggu biasa digelar acara konser musik yang menghadirkan artis-artis papan atas Indonesia, dari Dewa 19, Gigi, Java Jive, Jamrud, dan lainnya. Pokoknya, waktu itu bagi remaja-remaja Bandung, atomsfer Bandung sebagai Kota Musik kerasa banget.
Pulang nonton dari Saparua, lanjut nongkrong di BIP (Bandung Indah Plaza) atau sekitaran Dago. Juga event pentas seni (pensi) di sekolah-sekolah Bandung biasanya bekerja sama dengan radio-radio tersebut. Ditambah lagi OB Van radio-radio tersebut selalu menyambangi tempat-tempat gaul anak muda, biasanya malam Minggu. Tentunya pula acara-acara kuis yang dari radio jadi momen yang ditunggu anak-anak muda Bandung jaman harita.
Radio dan kejayaan lagu Sunda
Radio Rama, Radio Garuda, dan Radio Dahlia adalah beberapa diantara radio di Bandung yang turut membawa lagu-lagu Sunda pada puncak ketenarannya. Lagu-lagu dari Darso, Doel Sumbang, Nining Meida, Rika Rafika, Yayan Jatnika, Dody Mansyur, Rita Tila, Bungsu Bandung, sampai generasi Kustian mengalun merdu di radio-radio berkonsep siaran lagu Sunda tersebut.
Tak jarang si penyanyi pun ikut siaran, plus tentunya untuk promosi lagu teranya mereka. Dengan hadirnya siaran-siaran lagu Sunda di radio, sekaligus mengatrol nama penyanyinya. Ini berlangsung dari zaman kaset pita sampai VCD dan DVD. Dengan semakin sering diputarnya lagu-lagu Sunda yang ngehits waktu itu, banyaknya order manggung si penyanyi pun jadi berkah tersendiri.
Bukan hanya penyanyi, penyiarnya pun sukses ikut kecipratan order manggung. Beberapa nama penyiar yang akrab di telinga pendengar ada Kang Dori, Ceu O'oh, Wildan Nasution, Mang Udung, Ceu Popon, dan lainnya. Untuk radio genre lagu-lagu Sunda biasanya juga menyajikan siaran lagu-lagu dangdut. Untuk Radio Rama sendiri bahkan dikenal dengan bobodoran Sunda bernama Canghegar ("Carita Ngeunah dan Segar")
Sedikit cerita, Radio Dahlia lahir dari salon kecantikan. Sejarahnya, sekitar tahun 1968, yang diawali dari sebuah usaha kecil dari keluarga Ny. Siti Dahlia yaitu usaha jasa kecantikan dengan nama “Salon Dahlia”. Dalam upaya untuk lebih meningkatkan usaha jasa kecantikan itu, pemilik usaha mencoba untuk berpromosi, akhirnya terlintaslah dibenak pemilik untuk mendirikan pemancar amatiran yang diberi nama Radio Dahlia.
--------
Baca info-info seputarbandungraya.com lainnya di GOOGLE NEWS