Sebagai orang tua, ada kalanya kita sering menekan dan selalu mengutamakan keinginan pribadi atas dasar kata "demi masa depan anak". Tahukah ayah bunda bahwa hal tersebut bisa menyebabkan seorang anak merasa tertekan bahkan memiliki ketidaknyamanan berada dalam lingkungan keluarganya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa orang tua memiliki harapan dan keinginan yang besar untuk anak-anaknya, sampai mereka lupa akan kondisi psikis dalam diri anak. Perilaku orang tua seperti itu dalam dunia spikologi sering disebut kesalahan dalam pengasuhan anak (toxic parenting). Toxic parenting merupakan pola pengasuhan dimana orang tua tidak bisa menghargai anak sebagai individu.
Orang tua melakukan kontrol yang sangat ketat kepada anaknya. Lalu apakah pengasuhan ini berdampak pada karakter anak di masa depan? Jawabannya tentu iya. Dimana seorang manusia memiliki alam bawah sadar yang bisa digunakan sebagai tempat menyimpan memori yang tidak bisa mereka lupakan dalam hidupnya.
Jika seorang anak menyimpan hal-hal negatif yang mereka terima dari orang tuanya, maka tidak menutup kemungkinan bahwa anak menerapkan perilaku atau pola pengasuhan yang sama ketika mereka menjadi orang tua. Lalu apakah kesalahan dalam pengasuhan ini dapat dihilangkan? Tentu, sebagai orang tua kita harus memiliki pemikiran serta pemahaman yang terbuka.
Pemahaman yang terbuka artinya kita harus selalu mencari informasi baru agar pemahaman kita terhadap pengasuhan anak bisa berkembang ke arah yang lebih baik. Kesalahan pengasuhan yang sering terjadi, diantaranya disebabkan oleh faktor emosi yang ada pada orang tua. Terkadang orang tua memberikan tekanan kepada anaknya karena mereka melihat anak orang lain lebih baik dari anaknya sendiri.
Selain itu, bentuk komunikasi orang tua dan anak juga menjadi salah satu hal yang mendorong terjadinya kesalahan dalam pengasuhan ini, yang menyebabkan anak merasa tertekan, diperintah, kecil hati, bahkan menjadi pribadi yang pemberontak.
Terdapat 12 gaya populer kesalahan komunikasi menurut Bunda Elly Rusman, yaitu:
1. Memerintah: Memberikan kalimat perintah kepada anak hanya akan menyebabkan anak justru merasa kesal dan sering mengabaikan perintah dari orang tua. Orang tua bisa memberikan kalimat yang memberikan pemahaman, akan mudah diterima oleh anak.
2. Menyalahkan: Tidak sedikit orang tua yang sering menyalahkan anak ketika mereka terjatuh, merusak barang atau membuat kesalahan lainnya. Dengan menyalahkan justru orang tua membuat anak merasa takut dan sulit menerima tantangan. Ayah bunda sesungguhnya ketika anak terjatuh, menangis atau merasa takut karena melakukan kesalahan, kehadiran orang tua yang setia memberikan pengertian dan perlindungan adalah yang diharapkan oleh anak.
3. Meremehkan: Jangan mematahkan semangat anak dengan kata-kata yang meremehkan mereka. Jika orang tua sering melakukan ini, maka di masa yang akan datang anak akan menjadi pribadi yang kurang kompetitif dan patah semangat.
4. Membandingkan: Membandingkan anak dengan temannya bukanlah hal yang baik, perlu kita sadari bersama bahwa setiap anak memiliki keunikan nya masing-masing. Tugas orang tua adalah mengoptimalkan dan mencari tahu keunikan yang ada dalam diri anak.
5. Mengecap: Jangan memberikan label negatif pada anak, karena ketika label itu diberikan maka secara tidak sadar akan tertanam dalam diri anak sehingga anak akan menjadi pribadi sesuai dengan label yang diberikan.
6. Mengancam: Memberikan kalimat atau perkataan yang mengacam anak akan membuat anak menjadi pembangkang dan merasa terkekang.
7. Menasihati: Ungkapkan hal-hal yang tidak orang tua sukai dengan jelas dan simple, berikan penghargaan ketika anak mulai berusaha memperbaikinya. Menasihati dengan waktu yang lama hanya akan membuat anak merasa kesal.
8. Membohongi: Anak merupakan peniru yang baik, maka ketika orang tua membohongi anak akan satu hal, anak akan meniru hal tersebut.
9. Menghibur: Ketika anak mendapatkan masalah orang tua perlu bertanya kepada anak, mencari solusi bersama dan menawarkan pertolongan. Menghibur hanya akan menyebabkan anak merasa orang tua tidak terlalu memperdulikannya.
10. Mengkritik: Hargai usaha anak, karena kritikan anak membuat anak tidak percaya diri.
11. Menyindir: Menyindir akan membuat anak kehilangan semangatnya, gantilah dengan kalimat apresiasi dan motivasi.
12. Menganalisis: Menganalisis sesuatu yang anak lakukan hanya akan membuat anak merasa bersalah, tidak mampu dan rendah diri. Dampingi anak dan bimbing mereka agar bisa berbuat baik serta luang lebih bayak waktu yang saling berbicara.
Ayah bunda itulah hal-hal yang harus kita perhatikan ketika berkomunikasi dengan anak, agar kita terhindar dari pola pengasuhan yang kurang sesuai. Jagalah masa depan anak dengan memulai berkomunikasi secara positif, interaktif dan komunikatif. *(Sipa NJ)
--------
Baca info-info seputarbandungraya.com lainnya di GOOGLE NEWS