"Salamun 'alaikum bima shabartum, fani’ma
‘uqbaddaar"
Kebahagiaan atas
kalian, buah dari keshabaran. Alangkah
ni’matnya tempat kembali seperti itu. (QS. ArRa’du ayat 24)
Untaian du’a itu
disampaikan para Malaikat bagi keluarga yang meraih karakter mabrur hakiki. Ayah, Ibu, dan anak cucunya bersama-sama
masuk ke dalam syurganya Alloh Swt.. Subahanalloh,
tak terbayang indahnya saat itu terjadi.
Sempurna sudah
impian menggapai keridhoan Alloh swt..
keni’matan sebagai balasan kemuliaan bagi hamba-hamba-Nya yang shalih.
Sebenarnya apa yang menjadi kiat-kiat utama dalam menggapai karakter Kemabruran Ibadah Umroh.
Berdasarkan Al Qur’an
surah Al Ra’du ayat 20 s.d 24, Allah swt. menandaskan tujuh karakter kemabruran sebagai kiat menggapai syurga ‘And.
Pertama, Melaksanakan Ibadah
Umroh, melahirkan tumbuhnya pendidikan yang fundamental, yakni memenuhi
janji kepada Allah dan tidak merusak perjanjian itu. Janji merupakan ikrar qolbu (hati) dengan sang kholiq (pencipta) untuk melaksanakan
sebuah ikatan mulia dalam menggapai kemaslatan dunia dan akhirat.
Kedua, Ibadah Umroh
mengajarkan, menghubungkan dan memelihara shilaturrahiim,
membangun peradaban kasih sayang di tengah-tengah ummat. Selalu Berusaha
menjadi yang terbaik (ihsan), berusaha menambah ilmu pengetahuan, wawasan,
dan keterampilan dengan rajin mengikuti kegiatan berbagai event penting, rajin mengikuti berbagai pertemuan shilaturrahiim yang dilaksanakan di mana
dan kapan pun, dengan mengedepankan azas kebersamaan. Rasulullah Muhammad Saw.
dalam haditsnya menyatakan;
“Wahai manusia,
sebarkanlah salam, jaga shilaturrahiim, beri makan fakir miskin, dan sholat
tahajudlah di keningan malam di saat manusia tertidur lelap. Pasti kalian masuk
syurga dengan bahagia”.(HR. Tirmidzi)
Shilaturrahiim disejajarkan dengan
amaliyah menyebarkan salam, memberi makan fakir miskin, shalat tahajud yang
akan menghantarkan manusia ke tempat terpuji di hadapan Allah ‘azza wajalla. Sebuah kepastian, jika
pendidikan peradaban kasih sayang ini terwujud di muka bumi, maka kebahagiaan
akan menjadi kereta kehidupannya, sekaligus menghantarkan umat manusia kepada
syurga-Nya dengan bahagia.
Ketiga, Ibadah Umroh membiasakan Internalisasi karakter melalui pembiasaan khusyu dan takut kepada hisab buruk. Diantara
aktifitas; Mengatur dan memanfaatkan waktu dengan baik semata-mata merindukan
keridhoan Alloh swt., Hadir di berbagai event kegiatan tepat waktu serta mengisinya dengan kualitas
amal mulia. Tidak menyia-nyiakan waktu, apalagi mengabaikannya dengan aktifitas
yang tidak berkualitas. Senantiasa berusaha untuk khusyu dalam melaksanakan
perintah Alloh Swt., dan berusaha menjauhi segala larangannya.
Keempat, Ibadah Umroh memilih nilai agama
dan mengesampingkan hawa nafsu itulah “shabar”, shabar dalam mencari ridho
Alloh swt.. Pendidikan keshabaran dalam keluarga akan berpengaruh besar tumbuh
kembangnya soft skill. Ketangguhan,
kemandirian, kepedulian, kemampuan berkomunikasi, dan bersikap dewasa.
Hai orang-orang yang
beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga
(di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, pasti kamu beruntung.(QS. 3 ayat 200)
Kelima, Ibadah Umroh menjaga
pesan nilai mendirikan sholat. Melaksanakan shalat berjamaah di mana pun berada,
merupakan asas pendidikan lahir dan bathin. Secara fisikli shalat melatih sehat
dan bugar, sedangkan secara ma’nawiyan shalat dapat mencegah kekejian dan
kemunkaran. Pendidikan shalat diraih tidak hanya dari pelaksanaan sholat lima
waktu atau tujuh belas rakaat saja, melainkan peluang pembiasaan melaksanakan
sholat sunnah seperti sholat sunat rawatib, dhuha, tahajud, dan istikhoroh. Sholat sunnah ini pun akan melahirkan hasil yang signifikan untuk
tercapainya buah kelezatan pendidikan meruhani dari pembiasaan, pembinaan,
pelaksanaan, dan pelatihan shalat secara komprehensif.
Sesungguhnya
beruntunglah orang-orang yang beriman,
(yaitu)
orang-orang yang khusyu' dalam sholatnya. (QS. 23
ayat 1-2)
Raihan keberuntungan
ini hasil dari proses taqorrub
(pendekatan) secara terus menerus dalam kehidupan. Sehingga secara khusus Alloh
Swt. menegaskan, bahwa yang paling mendasar dari orang-orang
yang khusyu' dalam sholatnya.
Keenam, Ibadah Umroh melatih peduli, dengan
merealiusasikan gemar menafkahkan sebagian rizki yang telah Alloh berikan
kepada mereka, secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan. Membantu orang
lain yang mendapat kesulitan, berempati kepada orang yang dilanda musibah,
memanfaatkan harta yang telah dirizkikan
Alloh Swt., ini akan menjadi bagian penting yang tak terpisahkan
dengan dengan amalan yang kekal. Pilar
keenam ini akan menuai al-baaqiyaatushshoolihaati
(amalan sholih yang kekal).
Ketujuh, Ibadah Umroh menolak kejahatan
dengan kebaikan. Mengingatkan siapa saja jika ada yang lalai atau melakukan
perbuatan tercela, mengajak orang lain
untuk melaksanakan ibadah, melaksanakn tugas dan tindakan-tindakan
terpuji, berusaha menjadi teladan di tengah-tengah rumah tangga. Indikator ini
akan memberikan energi positif dalam menegakkan amar ma’ruf nahyi munkar.
Tujuh karakter Mabrur menjadi lokomotif utama dalam memenuhi janji
Allah dan tidak merusaknya,
menghubungkan dan memelihara shilaturrahiim,
internalisasi nilai karakter melalui pembiasaan khusyu dan takut kepada hisab
buruk, memilih nilai agama dan mengesampingkan hawa
nafsu, menjaga
pesan nilai mendirikan sholat, peduli nmenafkahkan sebagian rizki, dan menolak kejahatan dengan kebaikan.
--------
Baca info-info seputarbandungraya.com lainnya di GOOGLE NEWS